Tampilkan postingan dengan label gunung indonesia. Tampilkan semua postingan

Misteri Danau Gunung 7 serta dan sepasang Naga

http://blog.goindonesia.com/wp-content/uploads/2014/06/Danau-Gunung-7-798x350.jpg
Danau yang tenang dengan pemandangan alam fantastis, pastilah mengundang banyak orang datang berkunjung. Terlebih, bila danau tersebut punya banyak kisah legenda yang semakin menggelitik rasa penasaran.

Salah satu danau itu, berlokasi di Indonesia, tepatnya di Provinsi Jambi. Danau Gunung Tujuh namanya. Seperti yang tersirat dari namanya, danau tersebut memang dikelilingi tujuh gunung.

Ada pun ketujuh gunung tersebut adalah Gunung Hulu Tebo, Gunung Hulu Sangir, Gunung Madura Besi, Gunung Lumut , Gunung Selasih, Gunung Jar Panggang, dan Gunung Tujuh.

Dari sisi geologi, Danau Gunung Tujuh merupakan kaldera, atau danau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi. 

https://blognyareskinathalia.files.wordpress.com/2012/03/41.jpg?w=479&h=293

Istimewanya, Danau Gunung Tujuh merupakan kaldera tertinggi di Asia Tenggara. Luasnya sekitar 960 hektare, dengan ukuran panjang 4,5 kilometer serta lebar tiga kilometer. Ketinggian danau tersebut, sekitar 1,950 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di Desa Pelompek, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Danau ini juga punya kisah yang diceritakan turun-temurun. Konon, terdapat dua makhluk halus yang menjaga danau tersebut yaitu Lbei Sakti dan Saleh Sri Menanti, dengan pengikutnya yang berwujud harimau.

Penuturan lain menceritakan bahwa danau ini dihuni sepasang naga. Naga jantan menghuni danau dan naga betina menghuni hulu sungainya. Terlepas dari berbagai mitos danau ini tetap menjadi wisata yang indah dan unik. Letaknya diatas gunung menjadikan suasananya masih asri dan alami.

Tidak hanya itu tempat ini juga menawarkan panorama yang indah menyuguhkan air danau yang jernih yang mampu membuat pengunjung betah berlama-lama.

Berbagi Trip | Camping Ground Sukamantri

https://41.media.tumblr.com/fff6712d68ca6386955432a5cc3b4070/tumblr_nh96hw3EAa1rhl401o2_500.jpg

Sukamantri Camping Ground, Bogor bukan hanya sebuah kota penyangga Ibukota, baik tenaga kerja maupun air bersih dan oksigen yang diperlukan oleh Ibu kota Jakarta, hiruk pikuk keseharian metropolis dengan suasana yang panas macet dan meningkatkan tingkat stres warganya, menghabiskan waktu di alam terbuka bisa menjadi salah satu solusi untuk menyegarkan jiwa. Selain menghindar dari hiruk-pikuk kota dan menikmati suasana yang menyegarkan, dengan mengenal alam kita juga bisa lebih mengenal diri sendiri. Tak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk bisa menikmati suasana alam seperti yang kita inginkan, karena Bogor memiliki potensi alam yang luar biasa, yaitu Sukamantri Camping Ground.

Tidak jauh dari Kota Bogor Sukamantri Camping Ground terletak di selatan Bogor yang berlokasi di bawah kaki Gunung Salak, dengan ketinggian sekitar 800m diatas permukaan laut, suasana yang sejuk dan teduh merupakan ciri khas pegunungan. Tiket yang relatif murah Sukamantri Camping Ground menberikan jauh lebih dari yang anda keluarkan

Bagi Anda yang berencana Jungle Outbound  bisa menjadi pilihan yang tepat, area perkemahan dengan luas lebih dari 5 hektar dengan berbagai varietas flora dan fauna. Ini adalah salah satu kawasan yang cocok bagi yang lebih mendekatkan diri kepada alam.

Walaupun lokasinya tidak jauh dari Kota Bogor, Sukamantri Camping Ground sangatlah sejuk dan nyaman untuk melakukan kegiatan dialam bebas, lanskap yang dikelilingi pungungan bukit dan lembah menjadi daya tarik sendiri dan tersedian Camping Ground yang luas memiliki daya tampung 100 sampai 120 tenda (sekitar 600 orang). Fasilitas yang tersedia pun cukup baik, dari toilet dengan air bersih dan segar khas pegunungan, mushola, Aula dan toilet yang bersih dengan air jernih yang berasal dari pegunungan

Siang hari anda akan disuguhi oleh deretan hutan pinus yang menawan dan kera hutan yang masih asri dihabitatnya, malam hari mata anda dimanjakan oleh cantiknya kilauan lampu-lampu Kota Bogor dari ketinggian yang membentang luas sejauh mata memandang.

Dimulai dari jalan masuk yang berupa jalan batu yang masih alami dan memiliki tantangan tersendiri dan disambut oleh hutan Pinus  dan Rasamala di kiri kanan jalan , dengan jalan yang meliuk-lius seperti ular sehinggan dapat menikmati keseluruhan sejuknya hutan.

Sampai digerbang utama yang dihiasi taman dan disambut oleh sejuknya alam yang masih alami dengan hutan yang masih asri karena masih lembabnya suasana hutan dan air pegunungan bersih yang sangat dingin dikelilingi oleh pohon Pinus, Rasamala dan Agatis semua kebutuhan untuk beraktifitas dialam bebas semua itu akan terbayar setelah anda sampai di Sukamantri Camping Ground. tempat ini cocok untuk acara outbound, baik Outbound Management Training, Jungle Outbound, Outing, Team Building, Outbound Training atau Gathering dengan suasana hutan juga cocok dilokasi ini.

Sungguhlah Bogor memiliki banyak lokasi yang nyaman dan alami untuk kegiatan Outbound dan Gathering selain di Puncak Bogor yang sudah terkenal tentunya masih banyak lokasi yang tidak kalah bagusnya dan masih jarang dikunjungi wisatawan.

Berbagi Trip | Pulau Manado Tua dan Gunung berapi bawah Lautnya

 

Secara geografi, Manado Tua terletak di sebelah barat pulau Bunaken. Berbentuk gunung yang menjulang setinggi 655 meter di atas permukaan laut. Di puncaknya terdapat gunung yang tidak berapi. Namun di dasarnya menurut para penyelam pada kedalaman sekitar 150 kaki terdapat gunung berapi yang mengeluarkan gelembung-gelembung udara dan karang lava yang kerap dihiasi sejumlah hiu berukuran besar.

Pulau Manado Tua bisa dicapai dengan kapal motor sekitar satu jam atau berjarak sekitar 10 mil dari Kota Manado. Pulau Manado Tua berbeda dengan pulau-pulau lainya di Taman Nasional Bunaken-Manado. Berbeda karena gunung api tersebut ditumbuhi pepohonan hijau dan rindang. Datarannya berada di dalam air dengan kemiringan 5 sampai 30 meter dan dibelah sebuah dinding karang dengan kedalaman 25 sampai 50 meter ke dasar laut dan sebuah gua besar. Sambangi langsung dan saksikan sendiri bagaimana taman laut ini benar-benar menakjubkan.

 
Pulau Manado Tua selain memiliki taman laut yang sempurna dan kaya biota laut, juga memiliki sejarah berkaitan keberadaan Suku Bowontehu. Menurut catatan sejarah, suku tersebut sudah ada di Pulau Manado Tua sekitar tahun 1623. Dahulu Pulau Manado Tua dihuni oleh Suku Bowontehu. Pulau tersebut dikenal sebagai Manarow dan merupakan orang-orang dari Etnis Sangir Tua.
Pulau ini memiliki sekitar 3.200 jiwa penduduk dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Masyarakat Manado Tua telah aktif melestarikan terumbu yang rusak dengan bantuan dari pemerintah setempat.
Terumbu karang di sini bisa menjadi tempat berlindung ikan-ikan kecil dari para predator. Nusantara Diving Club yang diselenggarakan pada 1985 bertujuan untuk mendesak Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan perlindungan dan pelestarian terhadap berbagai biota laut di perairan Manado Tua.
Pulau Manado Tua memiliki iklim tropis dengan curah hujan berkisar antara 2.000 - 3.000 mm per tahun.
Taman lautnya sendiri dihuni beragam biota laut langka diantaranya dugong, lumba-lumba dan berbagai jenis ikan hias seperti Hippocampus sp, kima raksasa, serta penyu sisik dan penyu hijau. Untuk jenis terumbu karang didominasi oleh jenis Pocilopora sp, Seriaattopora sp, Pachyseris sp, Porites sp, Fungia sp, Herpolitha sp, Holomitra sp, Galaxea sp, Pectinia sp, Lobophyllia sp, Echinopora sp, dan Tubastrea sp.
Selain potensi laut, pulau ini juga memiliki potensi lain seperti hutan lindung, Kubur Raja Mokodokettk, Raja Kokodompis, Raja Wulangkalangi, Pantai Raja (Apeng Datu), Pantai Istana Wakil Raja (Apeng Gugu), Pantai Apeng Salah, Batu Layar (Batu Senggo), Batu Kadera, Batu tempat istirahat (Pangilolong), dan Bua Alo yang sekarang menjadi Ibu Kota Kelurahan Manado Tua Dua yakni Bualo.

Berbagi Trip | Misteri dibalik keindahan Gunung Ciremai

https://dimasadi16.files.wordpress.com/2013/02/puncak-ciremai1.jpg 

Gunung Ciremai merupakan salah satu gunung berapi di Indonesia yang memiliki kawah ganda yang terletak di Tiga kabupaten, Kabupaten Cirebon, Kabupaten, Kuningan, dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Dengan ketinggian 3078 meter di atas permukaan laut, Gunung Ciremai memiliki pesona tersendiri yang dapat menarik perhatian bagi para pendaki untuk menjelajahinya. Tapi apakah kalian tahu ? Ternyata Gunung Ciremai menyimpan banyak sekali misteri di dalamnya. Berikut  Tujuh Misteri Gunung Ciremai.

Nyi Linggi dan Macan Tutul

Misteri yang pertama adalah "Nyi Linggi dan dua macan kumbang", misteri ini cukup terkenal di masyarakat sekitar Gunung Ciremai. Menurut Juru Kunci di sana, Setelah Sunan Gunung jati tidak lagi bertapa di Batulingga dan digantikan oleh Nyi Linggi yang datang ke tempat itu.

Nyi Linggi datang ke Batulingga dengan ditemani oleh dua binatang kesayangannya yaitu macan tutul. Tujuan kedatangan Nyi Linggi ke Batulingga ialah untuk mendapatkan ilmu kedigdayaan. Tapi sayangnya Nyi Linggi gagal dan akhirnya meninggal dunia di Batulingga. 

Dan kabar untuk kedua Hewan kesayanganya itu, hilang entah kemana. Kejadian aneh yang sering terjadi di sekitar Batulingga, yaitu sosok Nyi Linggi dan dua Macan tutul sering menampakkan diri.
Cikal Bakal Nenek Moyang

Tidak hanya sebagai tempat bertapa Sunan Gunung Jati, ternyata Gunung ini telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Masyarakat yang hidup disekitar Gunung Ciremai meyakini bahwa asal-usul masyarakat Jawa Barat adalah Dari Gunung Ciremai ini.

Sekitar tahun 1972, telah ditemukanya batu besar yang memiliki bentuk seperi peti mati, yang umurnya sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi. Para peniliti sepakat, Wilayah Kuningan Gunung Ciremai merupakan tempat bermukim manusia-manusia Tua.

Injak Bumi Hindari Hantu

Juru Kunci Gunung Ciremai "Maman" selalu menghentikan langkahnya dan mengucapkan Assalamualikum ketika hendak memasuki Pos. Menurut Maman, jika kita tidak ingin diganggu oleh Makhluk Halus dan ingin selamat, injak bumi sebanyak tidak kali lalu ucapkan salam. 

Ritual ini bermakna bahwa Makhluk Halus yang menguasai tempat itu, tidak akan marah dan merasa tersinggung bila ada manusia yang datang. 

Misteri Jalak Hitam Bagi pada pendaki yang telah sampai di Pos VI atau Pengalap ( jemputan ), sebaiknya harus ekstra berhati-hati. di Pos Pengalap hampir setiap pendaki di datangi oleh Burung Jalak Hitam dan Tawon Hitam yang keberadaanya masih menjadi misteri hingga saat ini. 

Bagi masyarakat Linggarjati siapa saja yang ingin mencapai puncaknya dengan cepat dan selamat sampai di rumah diharuskan membawa untuk ikan asin.

Pantangan di Gunung Ciremai Hati-hati bila ingin mendaki Gunung Ciremai ini, karena ada beberapa pantangan yang harus kita perhatikan. Menurut juru kunci Gunung Ciremai, pantangannya adalah tidak boleh memegang lutut, mengeluh, kencing dan buang air besar sembarangan, serta setiap kali pendaki hendak memasuki dan meninggalkan pos diwajibkan untuk mengucapkan salam sebagai tanda kesopanan.

Berbagi Trip | Pulau Seribu | Sejarah dan Budaya Masyarakat

Sejarah dan Budaya Masyarakat Pulau Seribu, yang akan kita bahas dan kita gali kali ini adalah tentang masyarakat Pulau Seribu, dan juga tentang sejarah dan budaya yang membentuknya sehingga munculah “orang pulo” sebutan buat penduduk yang tinggal di Pulau Seribu saat ini. Pulau Seribu sendiri dinamakan ‘Pulau Seribu‘, dikarenakan jumlah pulaunya yang sangat banyak sehingga dinamai dengan nama tersebut. Namun menurut catatan Pemerintah Daerah, jumlah pulaunya hanya berkisar 300an pulau dengan sekitar 110 pulau yang mempunyai habitat alam berupa flora dan fauna.
Sejarah Pulau Seribu

Pulau Seribu yang merupakan bagian dan kesatuan dari kepulauan Nusantara, tepatnya berada di Teluk Jakarta. Pada ratusan tahun yang lalu, pulau-pulau karang mulai terbentuk di atas koloni binatang karang yang sudah mati di Teluk Jakarta. Koloni ini tumbuh pada dasar laut yang dangkal, dan lapisan atasnya muncul ke permukaan laut karena proses pelapukan dari karang tersebut. Kemudian di atas daratan karang lapuk tersebut mulailah tumbuh beberapa jenis pohon sehingga jadilah daratan yang ditutupi pasir yang sekarang kita kenal sebagai Pulau Seribu.


Catatan sejarah tertua di Pulau seribu adalah berupa Prasasti peninggalan Belanda dari abad 16, yang tepatnya ada di Pulau Onrust. Namun sebenarnya bangsa Portugis lebih dahulu datang ke Sunda kelapa (pelabuhan di Jakarta) sebelum Belanda, yaitu tepatnya pada tahun 1513 dimana saat itu Kota Jakarta masih masuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran. Tapi entah mengapa, Bangsa Portugis saat itu tidak meninggalkan jejaknya di Pulau seribu. Selain peninggalan prasasti tersebut, ada juga peninggalan sejarah berupa bangunan benteng pertahanan di Pulau Kelor, Pulau Bidadari dan juga Pulau Onrust yang sampai saat ini masih dapat kita saksikan di tiga pulau tersebut. Dan juga untuk kita ketahui bersama, bahwa pada masa abad ke-17, peta buatan Belanda sudah menandai adanya pulau-pulau di sekitar Pulau Panggang yang telah berpenghuni.

peta pulau seribu zaman belanda

peta pulau seribu zaman belanda

Juga jangan dilupakan peninggalan sejarah berupa makam-makam yang ada di Pulau Seribu seperti makam Panglima Hitam Pulau Tidung, makam Ratu Syarifah Fatimah, ratu keturunan Arab yang berkuasa di Kesultanan Banten pada abad 17, makam Raja Pandita dari kerajaan Tidung Kalimantan, makam Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al Aidid di Pulau Panggang (abad 18), makam legenda Darah Putih di Pulau Panggang, makam Syarif Maulana Syarifudin (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Kelapa, dan makam Sultan Mahmud Zakaria (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Panjang. Itu semua tentunya menunjukan Pulau seribu memiliki catatan sejarah yang kuat, dan apabila digali lebih dalam lagi, hal ini pasti akan membuka dan menyambung lembaran-lembaran cerita yang sudah ditemukan sebelumnya.

Budaya Masyarakat Pulau Seribu

Masyarakat Pulau Seribu dipercayai mulai terbentuk dan bermula dari Pulau Panggang. Dan setelah permukiman di Pulau seribu semakin meluas, maka penyebaran penduduk dan budayanya berlangsung dari satu pulau ke pulau lain, seperti Pulau Tidung, Pulau Untung jawa, Pulau Pramuka, Pulau Pari dan pulau lainnya.

Budaya dan karakteristik ‘orang pulo‘ panggilan dari masyarakat Pulau panggang pada masa itu sangat berbeda dengan masyarakat betawi, walau daerahnya sangat berdekatan dengan kota Jakarta. Dan juga tidak juga berkarakter sama dengan masyarakat Banten walau sebagian penduduk awal berasal dari Banten. Masyarakat Pulau Panggang tersebut lebih mempunyai kecenderungan memiliki karakteristik dan budaya tersendiri yaitu campuran budaya Banten, budaya dan karakteristik masyarakat Kalimantan, karakter orang suku mandar sulawesi, budaya masyarakat Sunda dan dengan sedikit bumbu budaya dan karakter masyarakat Betawi. Hasil perpaduan yang sangat kompleks tersebut menghasilkan sebuah budaya dan karakter baru, yaitu karakter ‘Orang Pulo‘ sebutan buat masyarakat awal Pulau Panggang, yang kemudian tentunya membentuk dan menjadi karakter dan budaya masyarakat Pulau Seribu.

Hasil perpaduan budaya yang menghasilkan karakterisitik dan budaya yang tersendiri di Pulau Seribu dapat kita lihat dalam gaya bahasa gerak-gerik dan juga pemikiran mereka. Gaya bahasa mereka yang cenderung bervolume keras dalam berbicara seperti orang Sulawesi, lincah dan gesit seperti tipikal orang banten dan karakter-karakter kesukuan Indonesia lainnya.

Juga dengan penamaan kuliner oleh ‘Orang Pulo‘ yang memiliki gaya bahasa tersendiri dan terdengar ‘unik’. Seperti penyebutan makanan sejenis lontong isi atau nasi uduk yang biasa dimakan untuk sarapan dengan sebutan ‘Selingkuh‘, sambal segar untuk teman sajian ikan bakar yang disebut mereka sambal beranyut, Puk cue’ untuk sebutan makanan sejenis pempek dari palembang dan banyak lagi.

Memadukan Sejarah dan Budaya Pulau Seribu

Sejarah dan Budaya memang diakui sebagai salah satu instrument berhasilnya suatu daerah memajukan pariwisata daerah tersebut. Sumber daya alam berupa keindahan laut, gunung, pantai dan yang lain lagi, belum tentu menjadi tolak ukur besarnya potensi pariwisata suatu daerah. Perpaduan semua hal tersebutlah yang akan menentukan keberhasilan kemajuan pariwisata daerah tersebut.

Oleh sebab itu dengan pengembangan dan penggalian sejarah dan budaya di Pulau Seribu, diharapkan hal ini akan mampu meningkatkan potensi pariwisata Pulau Seribu yang cantik ini. Sehingga diharapkan suatu saat, Pulau Seribu bisa menjadi daerah tujuan wisata favorit, sebagaimana halnya Bali sebagai kota wisata budaya dan alamnya, atau Kota Yogyakarta yang dikenal dengan kota sejarah dan budayanya.

Lain cerita Gunung Agung

http://imgc.allpostersimages.com/images/P-473-488-90/70/7090/HN4V100Z/posters/michele-falzone-indonesia-bali-rendang-rice-terraces-and-gunung-agung-volcano.jpg 
Mitos yang begitu diyakini oleh warga adalah, untuk mendaki Gunung Agung yang ada di Bali para pendaki dilarang membawa makanan yang mengandung daging sapi. Beberapa peraturan mistik di gunung yang biasanya berlaku diantaranya adalah para pendaki wajib minta ijin ketika melewati tempat-tempat tertentu, ketika akan beristirahat, buang air kecil dan besar. Disini ada pula aturan tak tertulis yang melarang mengenakan pakaian berwarna merah atau hijau, dilarang mendaki bagi wanita yang datang bulan. Dan tak ketinggalan ada pula larangan mendaki gunung Agung pada hari besar keagamaan.

http://cdn.ipernity.com/114/99/05/7549905.c9627d66.640.jpg?r2 
Sementara peraturan mistis lainnya adalah jumlah pendaki Gunung Agung harus berjumlah genap. Masyarakat Hindu Bali sangat percaya bahwa mendaki Gunung Agung dengan jumlah pendaki ganjil akan membawa malapetaka bagi para pendaki. Sebagaimana yang kita tau bahwa sesuatu yang gaib memang tidak semua orang dapat mempercayainya, sebab untuk mengetahui sesuatu yang gaib itu tidak semua orang bisa.
Peristiwa – peritiwa gaib sering dialami para pendaki hampir di seluruh gunung – gunung yang terkenal dengan keangkerannya. Para pendaki sering diingatkan oleh masyarakat setempat, petugas, maupun peraturan yang jelas – jelas berisi pantangan – pantangan yang berhubungan dengan makhluk halus penghuni gunung yang bersangkutan.
Untuk mendaki Gunung Agung di Bali pendaki dilarang membawa makanan yang mengandung daging sapi. Beberapa peraturan mistik di gunung yang umum berlaku misalnya pendaki wajib minta ijin ( permisi ) ketika melewati tempat-tempat tertentu, mau beristirahat, mau buang air. Dilarang mengenakan pakaian berwarna merah atau hijau, dilarang mendaki bagi wanita yang datang bulan ( haid ). Larangan mendaki gunung Sindoro pada hari jawa Wage dan Selasa Kliwon. Larangan mendaki gunung Agung pada hari besar agama.

https://pakdaveinbali.files.wordpress.com/2014/07/vulkaan.jpg
Terlepas dari percaya atau tidak percaya, seorang pendaki yang sopan harus tetap mengikuti peraturan – peraturan masyarakat setempat.
Mahkluk Halus menurut masyarakat Jawa, dimana gunung – gunung nya masih dianggap angker, dapat dibagi menjadi beberapa golongan yakni:
1. Roh Leluhur adalah roh semua orang yang sudah meninggal dunia. Orang percaya bahwa waktu manusia meninggal dunia, jiwanya akan melayang – layang di atas rumahnya selama empat puluh hari. Setelah itu jiwanya akan mendiami sesuatu tempat menurut kepercayaan orangnya. Biasanya orang percaya bahwa roh leluhur bersifat baik dan akan menjaga anak cucunya.
2. Dhahnyang adalah mahluk halus yang tertinggi dan biasanya mendiami tempat seperti gunung, sumber mata air, sungai, desa, mata angin atau bukit. Mahluk halus ini bersifat baik dan suka menolong manusia. Dhanhyang seringkali dianggap sebagai Roh Pelindung.
3. Demit adalah Roh Sakti yang mendiami tempat-tempat angker yang biasa disebut punden, seperti reruntuhan candi kecil, pohon beringin, makam tua, mata air yang tersembunyi, batu besar, dll. Dhemit sering dimintai pertolongan oleh manusia yang biasanya meminta kekayaan, kesehatan, kesembuhan, keturunan, keselamatan, pengasihan. Biasanya disertai dengan selamatan sederhana berupa nasi tumpeng, ayam, kue, dan bunga.
Di dunia ini sebenarnya memiliki tujuh macam alam kehidupan, termasuk alam yang dihuni oleh manusia. Masing – masing alam ditempati oleh bermacam – macam mahkluk. Mahkluk – mahkluk dari tujuh alam tersebut, pada prinsipnya mereka mengurusi alamnya masing – masing, aktivitas mereka tidak bercampur, setiap alam mempunyai urusannya masing – masing.
Dari tujuh alam itu hanyalah alamnya manusia yang mempunyai matahari dan penduduknya yang terdiri dari manusia, binatang dan lain – lain mempunyai badan jasmani. Penduduk dari 6 alam yang lain mereka mempunyai badan dari cahaya ( badan Cahya ) atau yang secara populer dikenal sebagai mahkluk halus, mahkluk yang tidak kelihatan.
Di 6 alam itu tidak ada hari yang terang berderang karena tidak ada matahari. Keadaannya seperti suasana malam yang cerah dibawah sinar bulan dan bintang – bintang yang terang, maka itu tidak ada sinar yang menyilaukan seperti sinar matahari atau bagaskoro ( Jawa halus ). Selamatan sering diadakan untuk menghormati dan sebagai rasa terima kasih kepada roh leluhur misal upacara Bersih Desa. Setiap 1 Suro beberapa masyarakat gunung sering memberi sesaji keselamatan berupa kepala kerbau yang ditanam di puncak atau di kawah.
Sesaji kepada roh leluhur masyarakat Bromo terkenal dengan upacara Yadnya Kasada. Manusia juga sering memberi sesaji kepada mahkluk halus agar terhindar dari berbagai gangguan, sesaji pada umumnya berupa makanan, minuman, bunga, uang, rokok, kadang pakaian, ada juga yang memberi sesaji minuman keras yang memabukkan.
Untuk menghindari gangguan Makhluk Halus kadang manusia membuat rintangan dengan membuang buah – buahan yang berbau busuk atau bau – bauan lain yang tajam. Manusia juga sering minta pertolongan mahluk halus di gunung – gunung tertentu, untuk berbagai keperluan misal minta keselamatan, kekayaan, kenaikan pangkat, penglarisan, jodoh, dll. Mahkluk halus yang baik sering memberi pertolongan kepada pendaki gunung yang tersesat dengan menyamar menjadi binatang misalnya burung. Di gunung Sumbing konon pendaki yang ketinggalan temannya akan ditemani oleh sesosok orang yang sebaya dengan pakaian putih.
Beberapa gunung terkenal sebagai tempat untuk mencari Pesugihan ( kekayaan ), pangkat, penglarisan, dll. Hal ini biasanya terjadi karena dahulunya di gunung tersebut terdapat tempat – tempat yang pernah dihuni, dipakai bertapa, atau tempat mokswa tokoh – tokoh terkenal. Mokswa adalah tingkatan kesempurnaan hidup yang tertinggi dimana manusia menghilang bersama roh dan raganya.

Kehadiran manusia di tempat – tempat yang dihuni mahkluk halus kadangkala menimbulkan gangguan bagi mahkluk halus, oleh sebab itu sebaiknya manusia minta ijin ( permisi ) terlebih dahulu bila memasuki wilayah mereka. Bau – bauan sering mengganggu mereka, untuk itu seorang pendaki jangan sembarangan buang air. Bau rokok dan minuman keras dapat membangunkan mahkluk halus yang sedang tidur. Suara gaduh juga bisa membuat marah mahkluk halus.

Pendaki yang iseng memindahkan atau merusak tanaman atau benda – benda, bisa jadi secara tidak sadar ikut merusak tempat tinggal mahkluk halus. Memindahkan batu besar yang diyakini sebagai tempat tinggal mahkluk halus, kadang kala tidak pernah berhasil, begitu juga dengan upaya menebang pohon besar seringkali gagal, harus dengan disertai upacara membayar ganti rugi, berupa sesaji khusus.

Bagi pendaki yang pernah melakukan pendakian seorang diri pasti akan merasakan berbagai suasana nuansa gaib. Percaya atau tidak dengan alam mahkluk halus, setiap pendaki tetap harus memahami tempat – tempat yang dianggap sakral dan angker oleh masyarakat setempat. Setidak – tidaknya bisa membawa oleh – oleh bahan cerita yang seru tentang gunung yang didaki.

Seorang Pecinta Alam Sejati akan menyapa matahari ketika muncul di ufuk timur. Hembusan angin kencang dianggap sebagai kejenakaan seorang sahabat, kucuran hujan deras adalah ajakan alam untuk bermain dan bercanda. Batu besar atau batang pohon bisa menjadi kawan kita berbicara, Burung – burung mengajak kita bernyanyi. Alam memang memiliki roh kehidupan. Pendaki yang ramah dan menghormati alam, dia akan turun gunung dengan semangat hidup yang baru yang dipenuhi spirit of the mountain.

WANITA CANTIK BERKAKI KUDA

ARGOPURO : WANITA CANTIK BERKAKI KUDA

 


Gunung Argopura disebut juga sebaga Gunung Hyang. Terletak di sebelah kiri  Gunung Ijen, gunung ini bisa dilihat jelas dari tiga wilayah, Bondowoso, Probolinggo, dan Jember. Gunung ini dikenal angker. Di sana sering muncul wanita cantik berkaki kuda. Dia menggoda siapa saja yang jahil.

DariI kejauhan, Gunung Argopuro seperti menyendiri. Puncaknya gundul, diselimuti kabut. Pohon besar memang seperti tak tumbuh. Hanya semak-semak yang ada, dan memungkinkan gunung ini terlihat secara telanjang dari kaki hingga puncaknya.

Gunung Argopuro bagi pendaki sangat enak untuk didaki. Medannya tak begitu membahayakan. Pemandangannya sangat indah. Dan, ke mana mata memandang, kuntum-kuntum edelweis bertebaran merata. Memang, ini salah satu daya tarik gunung yang tegak bak pertapa itu.

Namun dalam peta mistik, gunung ini penuh misteri. Banyak kejadian aneh, pengalaman menakutkan pun sering dialami para pendaki. Misteri yang paling sering mengganggu adalah, rute perjalanan yang jelas tiba-tiba hilang dari pandangan. Ini yang membuat para pendaki gunung kehilangan arah dan tersesat di jalan.

Di antara sekian banyak kawasan angker di Gunung Argopuro, yang paling ditakuti adalah di  bekas pendaratan pesawat terbang Ratu Kerajaan Belanda, Wilhelmina. Di tempat ini banyak pantangan. Malah para pecinta alam sendiri harus berpikir panjang bila ingin mengambil bunga Edelwis. Sebab bila tidak, maka bencana diyakini akan datang. Tidak menemukan jalan pulang, tersesat, atau ditemui  wanita cantik berkaki kuda, yang terus membuntuti jalannya.

Putri Rengganis

Gunung yang bisa dilihat dari tiga kabupaten ini tandus. Hanya ada hamparan padang rumput yang luas dengan bukit-bukit terjal. Pepohonan tak banyak tumbuh. Sebab habis dibabat Belanda dan kerajaan Majapahit saat membuka Kota Besuki.
Di tempat ini juga banyak menyimpan benda-benda bersejarah. Peninggalan putri kerajaan Majapahit, Dewi Rengganis. Untuk itu, gunung ini sangat cocok untuk pecinta alam. Tapi di sisi lain sangat berbahaya, karena kerapkali memakan korban.

Peristiwa itu  pernah dialami  mahasiswa pecinta alam Mahapala Palm Star dari Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAIN) Jember, bersama mahasiswa  Nurul Jadid  dalam rangka menaklukkan ketinggian  Gunung  Argopuro. Ketika  akan berangkat mereka melakukan doa bersama agar selamat. Sepakat  tidak merusak lingkungan. Tidak mengambil bunga Edelwis yang banyak tumbuh, serta tidak mengusik  benda-benda bersejarah peninggalan putri Kerajaan Majapahit.

Mulanya  mereka memang memegang amanat yang telah menjadi kesepakatan. Tapi sesampai di  bekas lapangan pesawat terbang Belanda  di Cikasur, areal Gunung  Argopuro, sebagian  anggota ekspedisi pecinta alam dari Nurul Jadid  itu tergoda dengan  keindahan  bunga Edelwis (pohon kehidupan)  yang  banyak tumbuh.

Ia berniat memetiknya. Beberapa temannya mengingatkan. Namun mahasiswa  Nurul Jadid itu malah emosi. Tidak percaya dengan cerita mistik yang menjadi kepercayaan masyarakat sekitar gunung ini. Dengan terpaksa, akhirnya teman-temannya membiarkan. Dan, edelwis indah itu pun dipetiknya.

Selang  satu jam pendakian, mahasiswa  Nurul Jadid  itu  tiba-tiba berjalan menyimpang. Ia meninggalkan rombongan mahasiswa STAIN Jember menuju kawasan hutan.  Mahasiswa STAIN  kebingungan. Mereka mencoba mencari dengan menelusuri jalan kuno yang dibuat Belanda di awal membuka perkebunan  di kawasan Besuki. Sehari kemudian ia baru ditemukan dalam keadaan loyo dan stres berat.

Penduduk sekitar yang ikut membantu kemudian memberi saran, agar yang bersangkutan minta maaf kepada penunggu di Gunung Argopuro. Ketika hal itu sudah dilakukan, maka mereka pun tersadar dari stresnya. Apa yang dialami mereka? “Mahasiswa dari Nurul Jadid Probolinggo itu mengikuti wanita cantik berambut pirang yang sedang berjalan sendirian, tetapi kemudian diketahui berkaki kuda,” ujar Fajar Yanto, aktivis Mahapala Palm star STAIN Jember.

Berkaki Kuda

Baru-baru ini pengalaman  serupa juga dialami pendaki gunung dari  Jakarta dan Bogor. Karena sudah beberapa kali menaklukkan ketinggian  gunung di Sumatra dan Kalimantan, mereka menolak saran warga, yang menyuruh bertindak hati-hati jika melewati  Pos Cikasur dan bekas  landas pacu pesawat.

Tapi mereka malah dengan seenaknya tidur dan minum-minuman keras, sambil bergurau antarmereka. Tengah malam, ketika sedang main  domino di dalam tenda, tiba-tiba mereka didatangi wanita  cantik berkulit putih. Mereka senang didatangi  wanita cantik. Dianggap  rombongan lain, bule yang sedang melakukan penelitian atau pendakian.

Gadis itu dipersilakan ikut duduk. Diajak bicara ngalor-ngidul, dirangkul, dan diraba-raba sekitar dada sampai perut. Mereka   berbuat  tidak senonoh. Celakanya, bule perempuan itu tak menolak. Ia seperti menikmati kenakalan anak-anak nakal ini.

Tatkala  gadis bule itu ditidurkan, hendak dikencani ramai-ramai, pemuda yang ada di bagian bawah tersentak. Wajahnya tiba-tiba pucat dan hendak lari tapi tidak bisa. Akhirnya ia merangkak, sambil berteriak-teriak histeris. Yang kemudian disusul temannya yang lain, dengan ekspresi yang sama. Ada apakah gerangan? Ternyata,  gadis bule yang rupawan itu berkaki kuda.

Malam itu puncak Argopuro gaduh. Pendaki dari Jakarta ini berlarian minta perlindungan. Sedang pendaki yang berada di tenda lain terbegong-bengong,  melihat  ulah mereka yang dianggap lucu. Paginya  mereka stres. Bahkan ada yang masih kesurupan. Dukun  Gunung  Argopuro lantas memberi jampi-jampi dan menyiram air  ke seluruh badan mereka secara massal.  Setelah siuman, mereka disarankan untuk pulang. Sebab jika tidak dikhawatirkan akan  kesurupan lagi.

“Mahasiswa itu memang bandel, hanya mengandalkan rasionalitas saja. Maklum mereka merasa sudah kebal terhadap gangguan makhluk halus. Kalau sudah mengalami kejadian itu mereka baru percaya seratus persen atas  keangkeran Gunung Argopuro,” ungkap Suwiryo, orang pintar dari lereng Gunung Argopuro.

Dari kejadian itu  rombongan mahasiswa pecinta alam dari Jakarta dan Bogor mengurungkan niatnya melakukan pendakian lebih lanjut ke atas puncak Rengganis dan kawah Gunung Argopuro yang masih penuh misteri itu. Mereka tampak  menyesal dengan ulahnya sendiri

Misteri bukit seks dan Keindahan Latimojong



https://iannoge910.files.wordpress.com/2013/07/buttukabobong.jpg

Bukit Seks yang dalam sebutan bahasa daerah Enrekang dinamai ‘Buttu Kabobong’ (Berarti: Gunung V) tersebut, sebenarnya hanya merupakan bagian kecil dari banyak bentuk unik dan menawan gunung purba yang ada di wilayah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Hanya saja Bukit Seks ini yang senantiasa mendapat perhatian lantaran dapat dipandang lansung dari tepian jalan poros Enrekang – Toraja. Tepatnya, berada di barisan bukit yang menjadi bagian dari Kawasan Timur Enrekang (KTE). Barisan perbukitan yang merupakan bagian dari kaki Gunung Latimojong (kl. 3.478 dpl) yang berada di Karangan, Desa Latimojong Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Dalam catatan lama budayawan Enrekang, Bompeng Rilangi, bukit ini awalnya disebut Buttu Polloq Pejjog (Bhs. Enrekang), berarti Gunung Pantat Kerempeng. Namun kemudian, karena bentuknya yang menyerupai V, orang-orang mengganti namanya dengan sebutan Buttu Kabobong (Bhs. Enrekang) berarti Bukit V, yang populer sampai sekarang. Menariknya, belukar alam yang tumbuh bagai melukis kelengkapan belahan gunung menyerupai bentuk V tersebut, tidak pernah berubah dari masa ke masa.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrIbz63Tluc2ZQj0zlJbOosHtamY0pVlsKzASIHQmlCw5712O9s1Z_rWi4n3pv9QucJvvrEgiCFaI2DpyEoUHyzxeqVhUa44ZPQXpxXvB56e-obWd9HdMvGKvaRCMWbwOf1G7f4aTSAlA/s1600/972249_480086125398687_455488910_n.jpg


‘’Sekalipun rumput-rumput yang tumbuh di sekitar Buttu Kabobong itu terbakar, dalam beberapa waktu kemudian akan tumbuh kembali seperti biasa,’’ jelas Ancong, warga Mandatte, sekitar bukit tersebut.

Dahulu, menurut catatan Bombeng Rilangi, Buttu Kabobong sering dijadikan sebagai tempat musyawarah masyarakat yang berdiam di gunung-gunung sekitarnya. Sekitar bukit di ketinggian sekitar kl.700 m dpl tersebut, sampai sekarang masih terdapat perkampungan penduduk yang merupakan wilayah pemu****n yang sudah ada sejak masa purba.
Seorang pelancong, Prof. Reflexiologi dari China, George Is kepada independen.co menyatakan kagum dengan panorama alam pegunungan Buttu Kabobong dan sekitarnya. ‘’Saya sudah berkeliling menikmati berbagai obyek wisata alam pegunungan terkenal di berbagai belahan dunia, tapi alamnya tidak seindah dan sesejuk di sekitar Buttu Kabobong,’’ katanya.

Buttu Kabobong, memang, merupakan salah satu dari beratus bentuk unik bukit yang terdapat di kaki Gunung Latimojong (lebih 3.000 dpl), merupakan salah satu gunung tertinggi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Hanya saja kawasan panorama alam pengungan yang menawan sekitar Buttu Kabobong yang juga sering disebut-sebut sebagai Erotic Mountain tersebut dari sejak dahulu tak mengalami banyak perkembangan sebagai suatu obyek wisata.

Dalam cerita rakyat di Desa Bambapuang Kecamatan Anggeraja, disebut-sebut pada masa purba Gunung Bambapuang yang terletak sekitar 2 km dari Buttu Kabobong dahulu puncaknya menohok ke langit. Tapi kemudian gunung itu patah dan menimbulkan bencana, setelah terjadicinta incest atau hubungan sedarah kakak-adik di kaki bukit tersebut.

Berahdapan dengan Buttu Kabobong terdapat juga sebuah bukit yang membentang dengan bentuk menyerupai bentuk P (kelamin lelaki) dalam ukuran yang cukup besar. Itulah sebabnya, kawasan sekitar Buttu Kabobong ada yang mengistilahkan sebagai kawasan ‘Bukit Seks’ (sex mountain).
Kawasan wisata Buttu Kabobong dan sekitarnya hingga kini masih tetap menjadi jalur lintas yang hanya dilewati wisatawan yang pergi pulang ke obyek wisata Tana Toraja.

Di tempat sekitar lokasi bukit tersebut sampai sekarang hanya ada sebuah tempat penginapan yaitu Villa Bambapuang. Lokasi di sekitar bukit unik tersebut masih lebih banyak dikembangkan seadanya oleh warga sekitar dengan membuat lapak-lapak persinggahan, sekaligus membuka warung makan-minum serta penjualan kuliner.

Raung dan gerbang kerajaan ghaib

http://fokusjabar.com/wp-content/uploads/2015/06/gunung-raung.jpg

Selain besar, unik dan penuh dengan misteri, Gunung Raung berbeda dengan tipe gunung di jawa pada umumnya. Keunikan dari Puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang berbentuk elips sekitar 500 meter dalamnya, selalu berasap dan sering menyemburkan api dan terdapat kerucut setinggi kurang lebih 100m.
Gunung Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan.  Gunung paling timur yang ada di pulau jawa ini, keindahannya dapat kita lihat dari pulau Bali, tepatnya ketika kita berada di pantai Lovina Singaraja Bali Utara pada akhir siang atau ketika sunset di Lovina Beach. Keindahan gunung raung ini akan terlihat indah. Jajaran pegunungan berapi di timur pulau jawa ini memiliki keindahan yang sangat unik. Gunung Raung sudah terlihat dari nama-nama pos pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua itu mempunyai sejarah tersendiri hingga dinamakan demikian.
Pondok Sumur misalnya, katanya terdapat sebuah sumur yang biasa digunakan seorang pertapa sakti asal Gresik. Sumur dan pertapa itu dipercaya masih ada, hanya saja tak kasat mata. Di Pondok Sumur ini, saat berkemah, juga terdengar suara derap kaki kuda yang seakan melintas di belakang tenda.
Selanjutnya Pondok Demit, disinilah tempat aktivitas jual-beli para lelembut atau dikenal dengan Parset (Pasar Setan). Sehingga, pada hari-hari tertentu akan terdengar keramaian pasar yang sering diiringi dengan alunan musik. Lokasi pasar setan terletak disebelah timur jalur, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang setinggi perut dan pohon perdu.
Pondok Mayit adalah pos yang sejarahnya paling menyeramkan, karena dulu pernah ditemukan sesosok mayat yang menggantung di sebuah pohon. Mayat itu adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu.
Tak jauh dari Pondok Mayit, adalah Pondok Angin yang juga merupakan pondok terakhir atau base camp pendaki. Tempat ini menyajikan pemandangan yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang ada disekitarnya. Gemerlapnya kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat jika kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti maraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, suara anginnya yang meraung di telinga terkadang dapat menghempaskan kita didasar jurang yang terjal.

Sebelah barat yang merupakan perbukitan terjal itu adalah lokasi kerajaan Macan Putih, singgasananya Pangeran Tawangulun. Di sini, juga sering terengar derap kaki suara kuda dari kereta kencana. Konon, pondok Angin ini merupakan pintu gerbang masuk kerajaan gaib itu.

Konon, di perbukitan yang mengelilingi kaldera itulah kerajaan Macan Putih berdiri. Sebuah kerajaan yang berdiri saat gunung ini meletus tahun 1638. Pusatnya terletak di puncak Gunung Raung. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Pangeran Tawangulun. Beliau adalah salah-satu anak raja Kerajaan Majapahit yang hilang saat bertapa di gunung. Keberadaan kerajaan itu sedikit banyak masih memiliki hubungan yang erat dengan penduduk setempat. Misalnya bila terjadi upacara pernikahan di kerajaan, maka hewan-hewan di perkampungan banyak yang mati. Hewan-hewan itu dijadikan upeti bagi penguasa kerajaan.

Menurut masyarakat setempat, seluruh isi dan penghuni kerajaan Macan Putih lenyap masuk ke alam gaib atau dikenal dengan istilah mukso. Dan hanya pada saat tertentu, tepatnya setiap malam jum’at kliwon, kerajaan itu kembali ke alam nyata.

Pangeran Tawangulun dipercaya merupakan salah satu suami dari Nyai Roro Kidul. Setiap malam jum’at itulah penguasa laut selatan mengunjungi suaminya. Biasanya, akan terdengar suara derap kaki kuda ditempat yang sakral. Suara tersebut berasal dari kereta kencana Sang Ratu yang sedang mengunjungi sang suami Pangeran Tawangulun.

Bila mendengar suara tersebut lebih baik pura-pura tidak mendengar! Jika dipertegas suaranya akan semakin sangat keras, dan mungkin akan menampakan wujudnya. serta tidak menutup kemungkinan akan terbawa menjadi abdi dalam kerajaan ghaib tersebut. Wallahualam

Keindahan serta Jutaan misteri GUNUNG KERINCI

 https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7d/Mount_Kerinci_from_Kayuaro.jpg
Selain terkenal karena pesona dan keindahan alamnya, tidak dapat dipungkiri banyak juga tempat Pariwisata di Indonesia semakin terkenal dan diminati setelah mendengar cerita-cerita legenda yang ada ditempat tersebut.

Seperti yang terdapat di tempat wisata di sekitar Gunung Kerinci, Provinsi Jambi. Ekotisme Kabupaten Kerinci, Jambi, yang ditetapkan sebagai kabupaten wisata oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tidak saja terpancar dari alamnya yang elok atau budaya masyarakatnya yang unik.
Kawasan wisata kerinci juga dibumbui cerita tentang sosok makluk misterius yang oleh masyarakat setempat disebut “orang pandak” (orang pendek).

Kemisteriusannya mirip keberadaan “yeti” di Pegunungan Himalaya dan “big foot” di hutan Amerika-Meksiko. Warga menyakini keberadaan mahkluk itu walau sulit dibuktikan keberadaannya.
Sosok berwujud aneh yang konon hidup di dalam kawasan rimba belantara Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), khususnya di Blok Gunung Tujuh, itu menjadi magnet khusus bagi wisatawan dan peneliti internasional.

Banyak turis, pecinta alam, dan ilmuan yang datang ke Kerinci bermaksud meneliti atau sekadar ingin bertemu makluk tersebut, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kerinci Arlis Harun.

“Setidaknya, mereka sudah senang jika bertemu dengan tanda-tanda keberadaan makhluk itu,” katanya. Berpuluh tahun sudah hal tersebut jadi perbincangan dan buruan ilmuwan. Namun keberadaan makluk tersebut terus misterius hingga memunculkan anggapan sinis publik bahwa cerita itu hanya mitos. Penduduk setempat mengakui keberadaan orang pandak tersebut karena mereka sering bertemu walau secara tak sengaja.

Masyarakat Kerinci memiliki banyak sebutan untuk orang pandak. Ada juga yang menyebutnya sebagai makhluk sedepo (sedepa) dan piraw. Disebut sedepo karena memang ukuran tubuh makluk itu tidak sampai satu depa.

Masyarakat Melayu Jambi menyebut makhluk itu dengan piraw karena bisa meniru berbagai bahasa dan bunyi manusia atau makluk lain, lalu berkomunikasi dengan bahasa atau bunyi itu dengan fasih.
Selain itu, mahkluk itu disebut juga punya kemampuan telepatis (komunikasi supranatural), telekinetis (menggerakkan atau mendiamkan benda-benda dengan pikiran dan tatapan), dan teleportis (berpindah dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain).
Meneliti

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Jambi Guntur mengatakan, ilmuan yang paling lama meneliti keberadaan orang pandak adalah Deborah. Ilmuan asal Inggris itu pada 1994 hingga 1998 menetap di Kerinci bekerja di bawah naungan organisasi lingkungan WWF dan Balai Besar TNKS.

“Saya pemandunya waktu itu. Deborah selama penelitiannya berhasil mengumpulkan bukti-bukti keberadaan makluk itu berupa foto jejak kaki yang amat mungil dan rekaman kelebat makluk kecil yang sangat tidak bisa diidentifikasi sebagai hewan,” kata Guntur menjelaskan. Bagi warga Kerinci, orang pandak bukan mitos. Mereka mengaku kerap bertemu dengan makluk yang memiliki kaki terbalik itu dalam kegiatan keseharian mereka, khususnya bagi mereka yang menjadi petani dan pemburu. Pertemuan berlangsung di ladang atau di tengah hutan. Para pendaki gunung pun banyak yang mengaku pernah berjumpa dengan mahkluk tersebut walaupun mereka baru menyadarinya belakangan.

Ketika bertemu, begitu cerita yang beredar, para pendaki umumnya tidak menyadari keberadaan makhluk itu, karena berdasarkan pengakuan mereka mahkluk itu lebih mirip dengan kera. Manajer Lapangan Pelestarian Harimau Sumatera TNKS Dian Risdianto mengakui cerita tentang misteri orang pandak memang menarik minat para ilmuan internasional untuk menelitinya. Namun hingga kini keberadaan mahkluk tersebut masih tetap misterius, kata dia, pasalnya para petugas Polhut yang berpatroli dan mengaku berjumpa makluk itupun tidak punya bukti. “Secara ilmiah, kita menduga makluk tersebut mungkin tarsius, sejenis monyet terkecil di dunia yang hanya sebesar katak, yang juga ditemukan ada dalam rimba TNKS,” katanya.

Di lain sisi, kata Irvan, TNKS memang menyimpan jutaan misteri yang mulai tergali satu per satu berkat penelitian. “Ini bukti kekayaan keanekaragaman hayati yang dimiliki dan tersembunyi dalam TNKS Kerinci menungu untuk digali dan terus diteliti,” ujarnya. Hasil penelitian itu, misalnya tarsius, yang sebelumnya dilaporkan hanya ditemukan di hutan Amazon di Brasil, di hutan Papua, dan di Sulawesi, ternyata juga ada di TNKS. Yang baru terungkap di TNKS adalah ditemukannya kembali kucing emas, satwa langka yang sebelumnya dinyatakan telah punah.

Explorasi TNGL (Taman Nasional Gunung Leuser)


Berbagi Trip

Gunung Leuser dengan ketinggian 3.404 m adalah gunung tertinggi di Aceh, Indonesia. Terletak di sebelah tenggara Aceh, dekat perbatasan dengan Sumatera Utara. Gunung Leuser terletak di dalam Taman Nasional Gunung Leuser yang mengambil nama gunung ini sebagai namanya. Sedangkan Taman Nasional Gunung Leuser dan area disekitarnya dikenal dengan nama Kawasan Ekosistem Leuser yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Berbagi trip ( Organisasi Pencinta Alam Depok )

Taman Nasional Gunung Leuser biasa disingkat TNGL adalah obyek wisata Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektar. Taman Nasional ini menawarkan panorama keindahan dan kekayaan hutan tropis di Indonesia. Secara administrasi terletak di dua provinsi yaitu Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Hutan ini dominannya berada di Aceh Timur, Aceh Selatan, dan Langkat Sumatera Utara, dikenal dengan hasil kopi kelas dunia dan tembakau.

Petualangan di taman nasional ini dapat dimulai melalui Bukit Lawang, Sumatra Utara, di mana berdiam orangutan yang mengesankan. Hutan Gunung Leuser juga memiliki kekayaan buah-buahan tropis seperti mangga, rambutan, durian, alpukat, jeruk, pepaya, dan jambu biji.

Taman Nasional Gunung Leuser dan area disekitarnya dikenal dengan nama Kawasan Ekosistem Leuser yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. Ada sekira 130 spesies dapat diidentifikasi di Taman Nasional Gunung Leuser, yaitu: harimau sumatera, gajah, badak, siamang, kera, macan tutul, reptil, ikan, dan juga 325 spesies burung.

Taman Nasional Gunung Leuser sendiri mengambil nama dari Gunung Leuser (3404 M dpl) di Aceh. Taman nasionalnya meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi hutan lebat khas hujan tropis. Taman nasional ini dikelola dengan sistem zonasi untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,pariwisata, dan rekreasi.

Taman Nasional Gunung Leuser sangat luas, mencakup hutan bakau, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah, hutan lumut, dan sampai hutan subalpine. Dengar berbagai ekosistem, taman nasional ini sebenarnya merupakan kelompok berbagai cagar alam dan hutan, yaitu: Cagar Alam Gunung Leuser, Kappi Cagar Alam, Cagar Alam Kluet, Sikundur-Langkat Wildlife Reserve, Ketambe Research Station, Singkil Barat, dan Dolok Sembilin.

Potensi Flora
Kawasan terdiri dari hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan yang sebagian besar kawasan didominir oleh ekosistem hutan Dipterocarpaceae dengan flora langka khas Raflesia atjehensis dan Johanesteinimania altifrons (pohon payung raksasa) dan Rizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar, langka dan dilindungi dengan diamater 1,5 meter. Selain itu, itu terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan paceklik.

Raflesia Johanesteinimania altifrons
Taman Nasional Gunung Leuser, memiliki penyebaran vegetasi hutan yang komplit mulai dari vegetasi hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan. Diperkirakan ada sekitar 3.500 jenis flora. 

Potensi Fauna
Taman Nasional Gunung Leuser juga kaya akan jenis fauna mulai dari Mamalia dan/Primata, Carnivora, Herbivora, Aves, Reptil, Amphibi, Pisces dan Invertebrata. Diperkirakan ada sekitar 89 jenis satwa yang tergolong langka dan dilindungi ada di sini di samping jenis satwa lainnya.

Untuk jenis mamalia dan/Primata Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 130 jenis mamalia atau sepertiga puluh dua dari keseluruhan jenis mamalia yang ada di dunia atau seperempat dari seluruh jumlah jenis mamalia yang ada di Indonesia. Diantaranya yang paling menonjol adalah Mawasa (Pongo pygmaeus abelii), Sarudung (Hylobates lar), Siamang (Hylobates syndactilus), Kera (Macaca fascicularis), Beruk (Macaca nemestriana) dan Kedih (Presbytis thomasi). Untuk jenis satwa carnivora seperti Macan dahan (Neofelis nebulosa), Beruang (Helarctos malayanus), Harimau sumatera (Phantera tigris Sumatraensis). Jenis satwa herbivora seperti Gajah (Elephas maximus), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatraensisi), Rusa (Cervus unicolor).

Jenis satwa Aves/burung , diperkirakan ada sekitar 325 jenis burung di Taman Nasional Gunung Leuser atau sepertiga puluh dari jumlah jenis burung yang ada di dunia. Diantaranya yang paling menonjol adalah Rangkong Badak (Buceros rhinoceros).

Jenis fauna Reptilia dan Amphibia didominasi oleh jenis fauna ular berbisa dan Buaya (Crocodillus sp). Untuk fauna jenis Pisces yang menarik adalah Ikan Jurung (Tor sp), yang merupakan ikan khas Sungai Alas dan dagingnya terkenal akan kelezatannya serta bisa mencapai panjang 1 meter. Sedangkan jenis fauna Invertebrata, didominasi oleh Kupu-kupu.

Satwa langka dan dilindungi yang terdapat pada hutan Taman Nasional Gunung Leuser antara lain:
•Orang Utan (Pongo pygmaeus abelii)
Orang Utan
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
Harimau loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Gajah Sumatera (Elephas maximus)
Beruang Madu (Helarctos malayanus)
•Burung Rangkong Papan (Buceros bicornis)
Anjing Ajag (Cuon Alpinus)
•Siamang (Hylobates syndactylus)


Potensi Obyek Wisata dan Penelitian
Taman Nasional Gunung Leuser, di samping merupakan kawasan pelestarian alam yang kaya akan jenis flora dan faunanya juga kaya akan panorama alam yang indah dan dapat dijadikan obyek dalam kegiatan Ekotourism seperti berpetualang di alam bebas/berjalan-jalan di hutan, rekreasi, berkemah, mengamati burung, memancing, arung jeram/rafting dan lainnya di dalam zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Leuser. Taman Nasional Gunung Leuser juga meruapakan laboratorium alam yang terlengkap dan merupakan potensi besar untuk kegiatan penelitian serta kegiatan shooting film.

Potensi Kawasan :

Musim kunjungan terbaik adalah bulan Juni s/d Oktober. Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi, antara lain:
 
Gurah. Melihat dan menikmati panorama alam, lembah, sumber air panas, danau, air terjun, pengamatan satwa dan tumbuhan seperti bunga Rafflesia, Orang Utan, Burung, Ular dan Kupu-kupu.
Rehabilitasi Orangutan Bohorok. Melihat Orang Utan yang sedang diberi makan, selain itu terdapat panorama sungai, bumi perkemahan, dan pengamatan burung.

Kluet. Bersampan di sungai dan danau, trekking pada hutan pantai dan wisata goa. Daerah ini merupakan basis harimau. Sekundur. Berkemah, wisata goa dan pengamatan satwa. Ketambe dan Suak Belimbing. Penelitian primata dan satwa lain yang dilengkapi rumah peneliti dan perpustakaan.
Gunung Leuser (3.404 m dpl), dan Gunung Kemiri (3.314 m dpl). Memanjat dan mendaki gunung. Untuk kegiatan pendakian gunung, ada 2 (dua) puncak tertinggi yang dapat dijadikan Titik Tujuan Pendakian di samping puncak gunung lainnya.

Gunung Leuser (3404 M) Perjalanan ke puncak Gunung Leuser dapat dimulai dari Agusan (sebelah barat Blangkejeren - Aceh Tenggara) dengan waktu tempuh diperkirakan 15 hari dan dari Panosan (Blangkejeren - Aceh Tenggara) dengan waktu tempuh diperkirakan 9 hari. Obyek selain medan lapangan Gunung Leuser yang dapat dinikmati adalah hutan tropis yang masih perawan, hutan dataran tinggi yang lebat, hutan lumut padang bunga liar yang luas, harimau, rusa, burung dan satwa primata lainnya.

Gunung Kemiri (3314 M) Perjalanan menuju puncak Gunung Kemiri dapat dimulai dari Gumpang (Aceh Tenggara - Propinsi DI Aceh) melalui lereng-lereng di sebelah barat Sungai Alas, dengan waktu tempuh diperkirakan selama 5 hari. Obyek yang dapat dinikmati adalah hutan tropis yang perawan, panorama puncak Gunung Leuser dan Gunung Bendahara, Kota Kutacane, primata (Orang Utan, Gibbon, Siamang, Kera), Rusa, Harimau dan lainnya.

Arung Jeram Sungai Alas. Untuk kegiatan rafting menyusuri Sungai Alas, dapat dilakukan di lokasi. Sungai Alas (Gurah - Aceh Tenggara) sampai ke Gelombang (Aceh Selatan) dengan pembagian rute, yakni:
Dari Gurah sampai Muara Situlen, waktu perjalanan selama 2 hari.
Gurah sampai Gelombang, waktu perjalanan selama 5 hari.
Dari Muara Situlen sampai Gelombang, waktu perjalanan 3 hari.
Sungai Alas

Sarana dan Prasarana yang Tersedia
Sarana dan prasarana yang tersedia di dalam obyek wisata antara lain : penginapan tradisional s/d bungalow, kantin/restaurant, visitor centre/tourist information, jalan setapak (trail) untuk menikmati hutan, sumber air panas, air terjun, areal berkemah, tower, shelter dan petugas pemandu Taman Nasional Gunung Leuser yang berpengalaman dan siap untuk berbagai kegiatan.

Visitor Centre Boerohok di Bukit lawang. Obyek yang menarik untuk dinikmati berupa panorama alam hutan tropis dan perkampungan rakyat tradisional di sepanjang tepian Sungai Alas, medan sungai yang berarus tenang sampai deras dan jeram-jeramnya yang membawa keasyikan tersendiri dan memerlukan keberanian yang tinggi. Dan juga jenis satwa yang turun minum ke tepi sungai seperti primata, rusa, babi hutan, gajah, burung, dan mandi di Sungai Alas yang sejuk dan jernih.

Cara Mencapai Lokasi Taman Nasional :
•Medan - Kutacane (+ 240 km), 8 jam dengan mobil.
•Kutacane - Gurah/Ketambe (+ 35 km), 30 menit dengan mobil.
•Medan - Bohorok/Bukit Lawang (+ 60 km), 1 jam dengan mobil.
Medan - Sei Betung Sekundur (+ 150 km), 2 jam dengan mobil.
•Medan - Tapak Tuan (+ 260 km), 10 jam dengan mobil.

Transportasi dan Akomodasi
Masuk dari Bukit Lawang diSumatera Utara dan melakukan perjalanan ke Medan adalah rute yang mudah. Silakan lihat Transportasi – artikel Medan untuk aksesibilitas yang lebih rinci. Ketambe juga merupakan alternatif untuk masuk ke Taman Nasional Leuser. Menuju Ketambe juga lebih mudah dari Medan atau Kutacane, sebuah kota dekat ke Ketambe.

Anda dapat menggunakan bus dari Medan, di Terminal Bus Pinang Baris ke Bukit Lawang, 86 km melalui jalan darat ke barat laut. Periksa harga tiketnya untuk satu kali perjalanan dan siapkan uang Anda di muka. Bus berangkat setiap 30 menit. Kadang-kadang jadwalnya tidak pasti. Untuk kembali ke Medan, Anda dapat mengambil minibus atau bus besar dari Terminal Bus Bukit Lawang.
Anda akan menemukan pengemudi menawarkan minivan dari terminal feri Belawan langsung ke Bukit Lawang. Harga dapat bervariasi dan lebih tinggi dibandingkan dengan transportasi umum.

Gunung Berapi Paling Terkenal di Jawa Timur


Menjelajah Gunung Berapi Paling Terkenal di Jawa Timur

bromo 1'

Ada yang sudah pernah ke Bromo?
Bagi yang pernah kesana, pasti tahu Gunung Bromo begitu terkenal akan keindahan sunrisenya.
Nah, bagi yang belum pernah kesana, gapapa, disini saya akan menggambarkan garis besar tentang Gunung Bromo. Tenaanggg, tenaanggg.. Jangan khawatir dan mari simak penjelasan saya berikut ini 
Bromo adalah gunung berapi aktif dan paling terkenal di Jawa Timur. Letaknya dimana sih? Nah, Bromo ini sebenarnya berada di antara 4 Kabupaten, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan terakhir Kabupaten Malang. Karnanya, Bromo sangat mudah untuk diakses atau ditempuh dari berbagai sudut dari kota yang ada di Jawa Timur.

Masih belum punya gambaran Anda harus memulai perjalanan dari mana? Tenaaangg, berikut saya jabarkan jalur mana saja yang bisa Anda jadikan alternatif untuk dapat berkunjung ke destinasi yang satu ini. Cekidot :D :
  1. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Probolinggo:
  • Tonggas – Lumbang – Sukapura – Ngadisari – Cemoro Lawang – Gunung Bromo
  • Ketapang – Patalan – Sukapura – Ngadisari – Cemoro Lawang – Gunung Bromo
  1. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Pasuruan:
         Wonorejo – Warungdowo – Tosari – Wonokitri – Pananjakan – Gunung Bromo
  1. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Lumajang:
         Senduro – Bumo – Ranu Pane – Gunung Bromo
  1. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Malang:
         Tumpang – Gubuk Klakah – Jemplang – Penanjakan – Gunung Bromo

bromo

Bromo  yg berketinggian 2.392 Meter Dari Permukaan Laut, mempunyai daya tariknya tersendiri bagi para pelancong yang ingin menjelajah disini, pemikat utamanya adalah kaldera (lautan pasir) yang luasnya sekitar 10 KM2. Selain kaledra, masih banyak lagi obyek wisata lain yang menarik yang bisa dinikmati, yaitu Padang Savana Bromo, Bukit Teletubies, Lautan Pasir Bromo, Upacara Kasada, Air Terjun Madakaripura dan masih banyak lagi yang lainnya :D
 
Anda berminat? 
Yuks ke Bromo! 
Selamat menjelajah, guys..! 
Semoga liburannya menyenangkan! :D

pesona alam indonesia yang mendunia

     Indonesia adalah negara yang indah. Seluruh orang yang hidup di dalamnya juga pasti tau, tapi tau kah kamu kalo dari ujung timur ke barat Indonesia penuh dengan keindahan alam yang teramat sangat. Seluruh keindahan itu tidak hanya memukau kita tetapi juga orang-orang dari penjuru dunia.

Ini dia 20 keindahan alam Indonesia yang mendunia: 
1. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat ( Indonesia )



Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak bisa dilakukan kapan saja.

2. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur ( Indonesia )


Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).

3. Kepulauan Raja Ampat, Papua ( Indonesia )

Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya

4. Kawah Ijen, Jawa Timur ( Indonesia )


Kawah Ijen merupakan salah satu gunung berapi atraksi wisata di Indonesia. Kawah Ijen merupakan objek wisata terkenal, yang telah dikenal oleh para wisatawan domestik dan asing karena keindahan alam dan bahari.

5. Puncak Jaya, Papua ( Indonesia )

http://assets-s3.mensjournal.com/img/essential/summiting-puncak-jaya-papua-new-guinea-best-islands-for-any-activity/618_348_summiting-puncak-jaya-papua-new-guinea-best-islands-for-any-activity.jpg
Indonesia patut berbangga dengan keunikan dan kekayaan alam serta tradisi masayarakatnya. Kali ini, Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ( Puncak Jaya ) ini merupakan puncak yang tertinggi di Australia dan Oceania.

6. Anak Krakatao, Selat Sunda ( Indonesia )


Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada salah satu puncak gunung berapi di sana karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa

7. Gunung Bromo, Jawa Timur ( Indonesia )

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

8. Kelimutu, Nusa Tenggara Timur ( Indonesia )
'
Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa pemo Kecamatan kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.

9. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara ( Indonesia )


Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.

Pernah Sebanyak 2.827 orang memecahkan rekor selam dunia dalam suatu upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-64 tahun, bawah air di Pantai Malalayang, Manado,sebagai bagian atraksi “Sail Bunaken” 2009.

10. Danau Toba, Sumatra Utara ( Indonesia )



Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer (danau volkanik terbesar di dunia). Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

11. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur ( Indonesia )
Baluran adalah Afrikanya Indonesia, Taman Nasional ini merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.

12. Pantai Dreamland, Bali ( Indonesia )



Dreamland atau lebih dikenal sebagai Pantai Dreamland merupakan salah satu pantai terindah di Bali selain Pantai Kuta. Pantai yang terletak tidak jauh dari daerah Uluwatu di Pulau Dewata ini sudah sangat terkenal karena keindahannya. Keindahan dan kebersihan pantai menambah daya tarik pengunjung, bukan hanya dari dalam negeri tapi juga turis manca negara.

13. Kerinci, Jambi ( Sumatra Indonesia )

Kerinci boleh bangga dengan keberadaan Danau Gunung Tujuh yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Serta terdapat beberapa danau kecil lainnya dengan keindahan alamnya yang unik. Danau Belibis dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda.

14. Green Canyon, Jawa Barat ( Indonesia )

Green Canyon menyimpan pesona luar biasa. Perpaduan antara sungai, lembah hijau, hutan lindung, dan aneka stalaktit-stalakmit. Keindahan berbalut kesunyian, bagai surga yang tersembunyi. Green Canyon mulai dikembangkan pada tahun 1989.

15. Danau Sentani, Papua ( Indonesia )

Danau Sentani di bawah lereng Pegunungan Cycloops yang terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. Lanskap Danau Sentani dengan gugusan pulau di tengahnya merupakan salah satu yg terindah di Indonesia.

16. Goa Gong, Jawa Timur ( Indonesia )

Goa Gong diklaim sebagai goa terindah di Asia Tenggara. Di dalam gua ini Anda dapat menyaksikan berbagai macam tonjolan batuan (stalaktit/stalakmit) yang sangat menarik dan proses terjadinya secara alami.

 17. Taman Nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan (Indonesia)
Taman Nasional Bantimurung mempunyai pemandangan alam yang paling indah. Karena di taman nasional ini, terdapat sumber air yang tidak pernah kering. Sehingga berbagai jenis tanaman dapat bertahan di saat musim kemarau yang panjang.

18. Kep. Belitung, Bangka Belitung ( Indonesia )
Pulau indah, pemandangan unik pantai pasir putih asli dihiasi batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal, dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil.

19. Pulau Derawan, Kalimantan Timur (Indonesia )
Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar lima meter. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai “Blue Trigger Wall”

20. Goa Kalisuci, Jogjakarta ( Indonesia)
Sungai bawah tanah yang mengalir di bawah barisan pegunungan kapur yang bermuara di laut selatan pulau Jawa.Merupakan salah satu dari tiga pusat wisata petualangan cave tubing yang ada di dunia, setelah Meksiko dan Selandia Baru