Tampilkan postingan dengan label destinasi wisata. Tampilkan semua postingan

LEGENDA DESA CEBONGAN

 photo UKL_67392jpg_zpsdb35c8ff.jpg

Pemerintahan Desa Banyuroto konon kabarnya dimulai sekitar tahun 1860-an. Bila legenda ini tepat, maka pemerintahan Desa Banyuroto diawali pada masa perjuangan Pangeran Diponegoro melawan pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa itu, yang memimpin Desa Banyuroto (Cebongan) adalah H. Ibrohim, seorang yang sangat terkenal sampai ke wilayah luar Salatiga. Ia adalah sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya, sebab jika ada rakyatnya yang mendapat gangguan keamanan berbahaya dari manapun datangnya, maka H. Ibrohimlah yang akan membelanya. Masyarakat Banyoroto telah mengetahui, dirinya memang sakti dan mereka menganggapnya sebagai pendekar yang mempunyai kekuatan luar biasa.

Ilmu keampuhan yang dimilikinya tentunya dengan latihan yang amat berat dan pendalaman ilmu-ilmu agama dengan pengamalan doa-doa dan wirid-wirid dan juga selalu bertirakat dengan berpuasa. Pepatah mengatakan “puncak gunung itu tidak akan datang di hadapan kita manakala kitalah yang harus menadaki“. Suatu ketika, Keraton Surokarto dimasuki beberapa garong yang merampok barang-barang berharga. Maka Ratu di Keraton Surakarto mengeluarkan sayembara umum, yang berbunyi: “Barangsiapa yang bisa menangkap para penjahat yang memasuki Keraton Surokarto akan diberi hadiah yang sangat besar, yaitu emas picis rojo brono (benda pusaka berharga) atau wanita molek dari Keraton.” Setelah mendengar sayembara itu, H. Ibrohim bersegera datang ke Keraton Surakarta dan berusaha dengan sedapat-dapatnya akhirnya para penjahat tersebut dapat ditaklukkan H. Ibrohim.

Selanjutnya H. Ibrohim disuruh memilih salah satu diantara dua macam hadiah yang ditawarkan. Akan tetapi, H. Ibrohim menepis keduanya, sebab alasannya kedua hadiah itu untuk kepentingan pribadi saja dan mudah dihempas waktu. Namun, H. Ibrohim mempunyai satu permintaan kepada Keraton Surokarto yaitu agar mengalirkan air dari tuk Senjaya Desa Bener ke Dusun Isep-Isep yang saat itu merupakan bagian dari Desa Banyuroto. Lalu pihak Keraton mengabulkan permintaannya.

Kegotongroyongan masyarakat Desa Bener, Desa Tingkir dan Desa Banyuroto diberdayakan untuk mengadakan kerja bakti membuat selokan dari arah Senjaya bagian paling atas, agar airnya dapat mengalir sampai ke Dusun Isep-Isep. Menurut cerita, tanggul selokan pada waktu itu dapat dilalui kereta ketika Ratu dari Keraton Surokarto meninjau hasil pembuatan selokan. Saluran air yang dimaksud oleh masyarakat Tingkir dinamakan Kali Buket, sedang masyarakat Banyuroto menamakannya Selokan.

Lalu tentang pergantian nama Banyuroto menjadi Cebongan, memang terjadi sejak lurah pertama (H. Ibrohim). Alasannya? Karena kondisi Banyuroto saat itu dikelilingi sungai-sungai yang dalam. Seperti, bagian arah dari barat terdapat sungai Gandu, dari arah timur ada sungai Kedung Kere. Sungai-sungai tersebut tempo dulu telah dilengkapi jembatan yang terbuat dari kayu atau bambu. Lalu lambat laun jembatan itu retak, sehingga warga masyarakat dari lain daerah yang ingin ke Banyuroto harus menyebrangi sungai Gandu atau Kedung Kere, karena jembatannya sudah tidak berfungsi.

Menjelang musim kemarau, airnya akan surut, lalu akan terlihat betapa dalam kubangan yang ada. Kemudian di kubangan-kubangan air itulah digunakan untuk sarang katak yang bertekur dan akhirnya menetas dan jadilah “cebong” yang amat banyak. Karena banyaknya cebong yang mengelilingi Banyuroto, maka H. Ibrohim menggantinya menjadi Desa Cebongan. Desa Banyuroto yang aslinya hanya memiliki tiga wilayah dusun, yaitu Banyuroto (Cebongan), Isep-Isep dan Jagalan. Lalu pada masa pemerintahan Lurah Gunadi, muncullah nama-nama dusun yang baru, yaitu Sukosari, Sidoharjo dan Sukoharjo.

Sebelum masuk wilayah Kota Salatiga, dulu wilayah Desa Cebongan berada di wilayah Pemerintahan Kabupaten Semarang. Berdasarkan PP Republik Indonesia no 69 tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah tingkat II Semarang, wilayah Desa Cebongan masuk ke dalam Pemerintahan Kotamadya Salatiga (pemekaran th 1992). Lalu Desa Cebongan beralih status lagi menjadi Pemerintah Kelurahan Cebongan yang saat itu dibawah kekuasaan Drs. Sururi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga no 11 tahun 2003 tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan.


Sumber: GERTAK LSM, Agustus 2004

10 Wisata Alam yang Tersembunyi di Bali


Sampai kapan pun, Bali selalu menjadi destinasi wisata favorit di Indonesia. Namun, buat mereka yang berjiwa petualang, mungkin akan merasa bosan bila setiap kali berlibur di Bali hanya mengunjungi pantai-pantai saja. Belakangan ini, di instagram dan media sosial lainnya mulai marak tempat-tempat wisata alam di Bali yang indah namun lokasinya cukup tersembunyi. Berikut inilah 10 tempat wisata alam yang tersembunyi di Bali :

1. Air Terjun Sekumpul, Singaraja

Air Terjun Sekumpul
Air Terjun Sekumpul
Para pemburu air terjun biasanya sudah tahu mengenai keberadaan wisata alam yang tersembunyi di Bali yang ini. Air Terjun Sekumpul berada di daerah Singaraja, tersembunyi di balik hutan Buleleng. Lokasi tepatnya yaitu di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Kira-kira 2,5 jam dari Denpasar. Untuk sampai ke sini, Anda harus terlebih dulu trekking dan menyusuri ratusan anak tangga dari area parkir sampai ke lokasi air terjun. Serunya, di lokasi Air Terjun Sekumpul, Anda bisa sekaligus menikmati tujuh buah air terjun yang posisinya terpisah-pisah. Sedikitnya wisatawan yang berkunjung ke Air Terjun Sekumpul membuat tempat ini terasa begitu damai dan tentram.

2. Gugusan Bukit Karang Pantai Atuh

Gugusan Karang Pantai Atuh
Merasa biaya liburan ke Raja Ampat terlalu mahal? Di Pantai Atuh, Anda bisa menemukan gugusan bukit karang yang mirip dengan yang ada di Raja Ampat Papua atau Phi Phi Island di Thailand. Pantai Atuh berada di ujung barat daya Pulau Nusa Penida di Desa Pejukutan. Untuk mencapai Pantai Atuh ini, Anda harus melewati jalan setapak yang dikeliling tebing dan jurang. Wow, cukup menantang, ya! Saat air laut sedang surut, Anda dapat menikmati keindahan gugusan batu karang yang eksotik di antara birunya air laut dan hamparan pasir putih.

3. Broken Beach, Nusa Penida

Broken Beach
Broken Beach
Broken Beach atau Pantai Pasih Uug berlokasi di Banjar Sumpang, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida Barat. Pasih Uug dalam bahasa bali artinya pantai yang rusak. Tapi, jangan buru-buru membatalkan niat Anda mengunjunginya. Broken Beach ini justru memiliki keindahan yang sangat unik yang sulit ditemukan di tempat wisata lain. Di Broken Beach, Anda dapat menjumpai panorama tebing-tebing tinggi, di mana ada tebing yang berlubang menyerupai terowongan laut. Tebing-tebing ini juga membentuk kolam alami air laut. Ada juga sebuah jembatan dari bebatuan karang. Berani melintasinya? Jika beruntung, Anda juga bisa penyu dan ikan pari.

4. Angel’s Billabong

Angel's Billabong
Angel’s Billabong
Wisata alam yang tersembunyi lainnya di Bali adalah Angel’s Billabong. Kita mungkin tahunya “Billabong” adalah merk T-shirt, namun sebenarnya Billabong memiliki arti “cabang dari sebuah sungai yang airnya tidak mengalir lagi / buntu”. Sesuai dengan namanya, Angel’s Billabong ini merupakan muara akhir dari sebuah sungai di Nusa Penida. Muara sungai ini memiliki air yang sangat tenang dan jernih – sangat jernih hingga Anda dapat melihat dasarnya. Terdapat pula cerukan-cerukan yang membentuk kolam alami. Saat air laut sedang surut, Anda bisa berenang di kolam alami Angel’s Billabong ini. Angel’s Billabong ini lokasinya di Nusa Penida, tak jauh dari Broken Beach.

5. Devil’s Tear, Nusa Lembongan

Devil's tear
Devil’s tear
Nusa Lembongan merupakan sebuah pulau kecil di sebelah tenggara Pulau Bali, 11 km dari Kabupaten Klungklung. Di Nusa Lembongan ini, Anda dapat menjumpai fenomena waterblow seperti yang ada di Nusa Dua. Siap-siap pakaian Anda basah saat ombak kuat menghempas tebing karang. Hempasan ombak ini bisa mencapai tinggi 15 meter, lho! Untuk melihat fenomena waterblow ini, Anda tinggal berjalan kaki selama beberapa menit ke arah utara dari Dream Beach atau dari selatan Sunset Beach.

6. Taman Rahasia Sambangan

Taman Rahasia Sambangan
Taman Rahasia Sambangan
Salah satu wisata alam yang tersembunyi di Bali dan penuh rahasia adalah Taman Rahasia Sambangan. Taman rahasia ini berlokasi di Desa Sambangan, sekitar 5 km sebelah selatan pusat kota Singaraja. Di sana, Anda dapat menikmati indahnya pepohonan yang masih alami. Ada juga sebuah air terjun alami yang letaknya tersembunyi di dalam hutan belantara. Untuk mencapai Taman Rahasia Sambangan ini, Anda bakalan melewati hamparan persawahan. Obyek wisata yang indah ini belum terlalu ramai dikunjungi wisatawan karena lokasinya yang tersembunyi.

7. Tebing Hijau Undisan, Bangli

Tebing Hijau Undisan
Tebing Hijau Undisan
Wisata alam yang tersembunyi di Bali yang berikut ini disebut-sebut mirip dengan Green Canyon. Tebing Hijau berada di Desa Undisan Kelod, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, di Sungai Tangkup. Di sini, Anda dapat menikmati pesona tebing tinggi yang berwarna hijau karena tertutup lumut. Di bawah tebing, terdapat aliran air yang mengalir menuju sebuah gua kecil yang tersembunyi. Jika kadar adrenalin Anda cukup tinggi, Anda dapat berenang mengikuti aliran air dan melihat goa kecil tersebut. Tapi, sekedar duduk-duduk menikmati suasana indah yang magis dari tebing hijau pun sudah memuaskan rasanya :-). Untuk sampai ke Tebing Hijau ini, Anda harus menempuh perjalanan yang cukup sulit sekaligus memanjakan mata karena Anda akan melewati sawah, hutan, dan jurang.

8. Tebing Banah, Nusa Penida

Tebing Banah
Tebing Banah
Di Nusa Penida, Anda dapat melihat panorama alam Tebing Banah yang sungguh memukau. Di tengah lautan, terdapat sebuah tebing kapur yang berlubang dan pepohonan hijau di bagian atasnya. Tebing Banah ini memiliki ketinggian ratusan meter.

9. Hidden Canyon Beji Guwang


Hidden Canyon Beji Guwang
Dari namanya saja, kita langsung tahu bahwa obyek wisata ini merupakan salah satu wisata alam yang tersembunyi di Bali. Hidden Canyon ini merupakan sebuah tebing setinggi 30 meter yang memiliki lekukan-lekukan tajam. Konon, Anda bisa melihat berbagai ekspresi manusia di tebing-tebing tersebut. Tebing-tebing tersebut mengapit sebuah aliran sungai. Beji dalam bahasa bali adalah sungai yang dianggap suci. Tempat ini memang masih dikeramatkan oleh masyarakat. Hidden Canyon ini terletak di area Beji Guwang, dekat dengan Pura Dalem Guwang, Sukawati, Gianyar, Bali. Untuk mencapainya tidak terlalu sulit karena lokasinya tidak jauh dari Pasar Seni Sukawati.

10. Bukit Campuhan


Bukit Campuhan
Doyan trekking? Jangan lupa untuk mencoba trekking di Bukit Campuhan. Memang, Bukit Campuhan ini lokasinya agak tersembunyi. Untuk menemukan jalan masuknya, Anda harus menyusuri jalan setapak menuju Pura Gunung Lebah. Jalan menuju jalur trekking terdapat di sisi pura dan melintasi sungai di sebelahnya. Di Bukit Campuhan ini, Anda dapat menikmati kedamaian saat berjalan kaki di antara hamparan ilalang hijau. Anda juga bisa menyusurinya dengan naik sepeda. Satu hal yang perlu diingat, Bukit Campuhan ini merupakan tempat suci. Anda dilarang untuk membuang sampah sembarangan dan melakukan perbuatan asusila.

Danau Labuan cermin

Danau Labuan Cermin merupakan salah satu obyek wisata mempesona yang terletak di Desa Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. Danau ini berada di bawah naungan Lembaga Masyarakat Labuan Cermin (Lekmalamin). Lekmalamin lah yang merawat dan berjuang untuk keasrian obyek wisata ini agar selalu dapat dinikmati oleh pengunjung danau ini.

http://picture.triptrus.com/image/2014/01/danau-labuan-2.jpg

Warna air di danau ini bergradasi dari biru tua, biru muda, putih dan hijau di area luar danau. Sesuai dengan namanya, airnya yang jernih pun berkilat seperti cermin. Dasar danau pun bisa kita lihat dengan jelas dari atas permukaan air padahal kedalaman danau ini lebih dari 3 m. Kita bisa berenang, menyelam maupun snorkeling di tempat ini. Danau Labuan Cermin merupakan danau campuran antara danau air tawar dan air asin. Permukaan danau ini akan terasa asin, sementara di dasar danau airnya akan terasa tawar. Saat kita menyelam agak ke dalam, maka batas antara air asin dan air tawarnya akan terlihat jelas. Hal tersebut pula yang menyebabkan biota di dalam danau ini sangat beragam.

Jika ingin menyelam atau snorkeling di danau kita bisa membawa sendiri peralatannya karena di kawasan ini tidak tersedia penyewaan alat selam atau snorkelnya. Bagi yang belum mahir berenang, tersedia ban/pelampung di perahu yang disewa. Pergi beramai-ramai ke danau ini akan lebih menghemat biaya yang kita keluarkan selama berada di kawasan obyek wisata ini.

Akses 

Dari Bandara Sepinggan, Balikpapan kita bisa terbang menuju Bandara Tanjung Redeb, Berau,. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Desa Biduk-Biduk menggunakan mobil sewaan dengan biaya sewa sekitar Rp. 500.000 yang memakan waktu perjalanan sekitar 6 jam. Sesampainya di Desa Biduk-Biduk perjalanan dilanjutkan menyusuri jalur trekking ke dalam hutan yang menyajikan bermacam pepohonan dan binatang di dalamnya. Jalur trekking tersebut dapat kita tempuh sekitar 30-45 menit, barulah kita bisa sampai di tepian danau. Akan ada perahu yang siap mengantar kita untuk menyusuri keindahan danau sambil menikmati rimbunnya pepohonan di sekitar danau yang semakin menambah sejuknya Danau Labuan Cermin ini.

Pulau Derawan tak diragukan Keindahannya


http://www.indonesia.travel/assets/img/media/images/upload/poi/xSudut,P20Pulau,P20Derawan,P20by,P20Thaliq,P20Anshari.jpg.pagespeed.ic.hpsxDXE-ZQ.jpg 
sumber: indonesia.travel
Wisata bahari utama yang ada di Kabupaten Berau adalah wisata bahari kepulauan Derawan. Kepualuan Derawan adalah kepulauan yang terletak di sebelah timur pulau Kalimantan termasuk dalam Kabupaten Berau.
Derawan ini merupakan kepulauan yang berada paling Timur dari Pulau Kalimantan. Kepulauan Derawan terdiri atas 6 pulau, antara lain Pulau Derawan, Pulau Kakaban, Pulau Meratus, Pulau Sangalaki, Pulau Panjang dan Pulau Semama.
Kepulauan Derawan ini diberi nama Obyek Wisata Bahari Kawasan taman Laut Derawan. Kepulauan Derawan merupakan bagian dari Ekoregion Laut Sulu-Sulawesi yang melintasi Indonesia, Malaysia dan Filipina. Ekoregion ini terletak dipusat Kawasan Segitiga Karang Dunia dengan keanekaragaman hayati karang tertinggi didunia.
Segitiga Terumbu Karang ini disebut juga “The Coral Triangle” karena menjadi episenter kehidupan laut yang memiliki keragaman jenis biota laut. Terumbu karang dikawasan ini mencakup 53 % terumbu karang dunia.

Bahkan berdasarkan penilitian yang dikembangkan, Kepulauan Derawan merupakan salah satu Multi Countries Fedding Ground terpenting didunia Pulau Derawan ini memiliki panorama laut yang indah dengan pasir pantai yang putih, rindangnya pohon-pohon kelapa dan kehidupan penduduk desa setempat.
Pulau ini terkenal dengan wisata baharinya khususnya penyelaman dan aktivitas snorklingnya. Perairan sekitar Pulau Derawan  kaya akan keanekaragaman ikan dan biota laut. Penyu hijau juga banyak ditemukan di pulau derwan. Penyu-penyu hijau tersebut sangat jinak dan seringkali menampakan dirinya pada manusia.  Menunggu penyu-penyu hijau tersebut muncul cukup mengasyikan.

Seringkali penyu-penyu  tersebut menuju pantai untuk bertelur.  Menyaksikan  secara  langusng  penyu bertelur merupakan sebuah hal yang langka.

Pulau Padar NTT

http://www.pulaubunga.com/wp-content/uploads/2015/08/Pulau-padar-labuan-bajo.jpg


Pulau Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. 

Mungkin keberadaan Pulau Padar tidak se-terkenal Pulau Komodo ataupun Pulau Rinca, namun keindahan Pulau Padar tidak kalah cantiknya dengan kedua pulau tersebut. 

Letak Pulau Padar cenderung lebih dekat dengan Pulau Rinca dibandingkan dengan jarak ke Pulau Komodo dan dipisahkan oleh Selat Lintah. Pulau Padar juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Gili Motang. Meskipun berada di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, namun Pulau Padar tidak dihuni oleh komodo dikarenakan rantai makanan yang terputus.

Di sekitar pulau ini terdapat pula tiga atau empat pulau kecil yang memiliki keunikan panorama masing-masing. Dan di Pulau Padar juga terdapat hamparan pink beach yang sangat cocok digunakan untuk sekedar berenang, bermain air ataupun ber-snorkeling ria. Pengunjung juga dapat menaiki bukit yang berada di Pulau Padar untuk menikmati keindahan panorama dari atas. Biru laut dan jajaran pulau di sekitarnya akan menghipnotis pengunjung. Meskipun trekking menuju bukit tertinggi akan terasa sangat melelahkan, namun pengunjung akan disuguhkan panorama perbukitan dan pemandangan yang sangat cantik dan mengabadikan momen akan menjadi kegiatan yang tak ada bosannya selama perjalanan trekking.

Jika Anda berencana untuk mengunjungi Taman Nasional Komodo, cobalah singgah sejenak di pulau ini, ketenangan dan keelokannya akan membuat Anda betah berlama-lama di pulau ini.

Pulau kakara

http://pbs.twimg.com/media/A-ZUxQmCQAA4t2b.jpg:large


Pulau Kakara merupakan salah satu primadona di Kepulauan Tobelo, Maluku Utara. Pulau ini memiliki keindahan yang tidak kalah indah dengan pulau lainnya yang berada di Provinsi Maluku Utara. Pantai di pulau ini berpasir putih, dengan air lautnya yang sangat jernih, serta kawasan pantainya ditumbuhi pepohonan yang rimbun membuat Kakara menjadi tujuan favorit. Pada akhir pekan Kakara sangatlah ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Pulau ini merupakan asal mula budaya Hibualamo. Bagi Anda yang menyukai wisata sejarah berkunjunglah ke pulau ini untuk melihat konstruksi awal rumah adat Hibualamo yang menjadi simbol persatuan masyarakat Halmahera Utara. Penduduk di pulau ini juga dikenal sebagai penari cakalele yang handal.

Bagi Anda yang menyukai snorkeling dan diving, jangan sampai tidak mengunjungi pulau ini. Di perairan sekitar tanjung sebelah timur pulau ini merupakan titik yang direkomendasikan untuk snorkeling. Keindahan bawah laut Kakara sangat mempesona yang akan membuat Anda betah disini. Anda dapat melihat karang karang cantik yang muncul ke permukaan pada saat airnya surut. Pulau ini juga memiliki keunikan tersendiri yaitu Anda dapat menemukan bintang laut dalam jumlah yang banyak pada saat musim tertentu.

Pulau ini adalah salah satu dari gugusuan pulau pulau yang berada di depan Kota Tobelo, yang dapat ditempuh sekitar 15 menit dengan menggunakan ketinting dari pelabuhan Dufa-dufa. Jika Anda ingin mengunjungi pulau disekitarnya, Anda dapat menyewa perahu ketinting dengan kapasitas 6 orang, tarif harga Rp.150.000

Misteri Danau Gunung 7 serta dan sepasang Naga

http://blog.goindonesia.com/wp-content/uploads/2014/06/Danau-Gunung-7-798x350.jpg
Danau yang tenang dengan pemandangan alam fantastis, pastilah mengundang banyak orang datang berkunjung. Terlebih, bila danau tersebut punya banyak kisah legenda yang semakin menggelitik rasa penasaran.

Salah satu danau itu, berlokasi di Indonesia, tepatnya di Provinsi Jambi. Danau Gunung Tujuh namanya. Seperti yang tersirat dari namanya, danau tersebut memang dikelilingi tujuh gunung.

Ada pun ketujuh gunung tersebut adalah Gunung Hulu Tebo, Gunung Hulu Sangir, Gunung Madura Besi, Gunung Lumut , Gunung Selasih, Gunung Jar Panggang, dan Gunung Tujuh.

Dari sisi geologi, Danau Gunung Tujuh merupakan kaldera, atau danau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi. 

https://blognyareskinathalia.files.wordpress.com/2012/03/41.jpg?w=479&h=293

Istimewanya, Danau Gunung Tujuh merupakan kaldera tertinggi di Asia Tenggara. Luasnya sekitar 960 hektare, dengan ukuran panjang 4,5 kilometer serta lebar tiga kilometer. Ketinggian danau tersebut, sekitar 1,950 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di Desa Pelompek, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Danau ini juga punya kisah yang diceritakan turun-temurun. Konon, terdapat dua makhluk halus yang menjaga danau tersebut yaitu Lbei Sakti dan Saleh Sri Menanti, dengan pengikutnya yang berwujud harimau.

Penuturan lain menceritakan bahwa danau ini dihuni sepasang naga. Naga jantan menghuni danau dan naga betina menghuni hulu sungainya. Terlepas dari berbagai mitos danau ini tetap menjadi wisata yang indah dan unik. Letaknya diatas gunung menjadikan suasananya masih asri dan alami.

Tidak hanya itu tempat ini juga menawarkan panorama yang indah menyuguhkan air danau yang jernih yang mampu membuat pengunjung betah berlama-lama.

Danau Kaco Tempat Wisata Alam Indonesia di Jambi

http://acara-event.com/wp-content/uploads/2014/11/danaukaco2.jpg

Tempat wisata indonesia memang tidak akan habis untuk di bicarakan salah satunya adalah danau kaco, merupakan danau banyak menarik perhatian penduduk setempat dan turis asing karena danau ini sangat bening sekali seakan-akan seperti kaca dan menurut sebagian sumber danau ini bercahaya di malam hari.

Merencanakan perjalanan ke danau kaco ini akan menjadi agenda yang sangat menyenangkan. Nuansa alam sangat menyejukan hati dan pikiran, mengunjungi danau ini seakan kita sedang berkaca dan seakan-akan seperti tempat dunia hayalan.

Terletak di Taman Nasional Kerinci Seblat, Desa Lempur, Sungai Penuh, Kab Kerinci, Provinsi Jambi. Bagi sobat yang pecinta petualang tau tidak bahwa tempat ini bisa di sebut sebagai satu satunya tempat di dunia yang memilki nuansa sureal.

Lebatnya hutan dengan nuansa hijau di sekelilingnya memantulkan warna biru teramat bening, sehingga bila sobat datang ke tempat ini akan melihat ikan kesana-kemari dengan jelas yang jarang ada di tempat lainya. Melihat dari gambar di atas seakan danau ini tidak terlalu dalam, namun pernah danau ini di lakukan penyelaman oleh peneliti belum bisa menyentuh dasar, karena  oksigen yang di gunakan oleh penyelam habis duluan.

Hal yang unik dari danau ini  adanya mitos yang beredar di masyarakat bahwa danau ini bisa menjadi bening di sebabkan oleh seorang putri yang teramat cantik oleh seorang bpk yang serakah bernama Raja Gagak ditenggelamkan dengan hartanya yang melimpah.

Pulau Samber Gelap Kal-Sel

http://images.detik.com/content/2013/07/23/1026/img_20130723090616_51ede5182200d.jpg

Pulau Samber Gelap memiliki pemandangan yang sangat luar biasa indah. Pasir Pantainya yang putih dan lembut, serta air laut yang jernih ditambah langit-langit yang sangat biru membuat kita dapat melupakan sejenak kepenatan dunia.

Lokasi dan Akses

Pulau Samber Gelap berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Akses untuk ke pulau ini memerlukan waktu yang lumayan lama. Dari Batulicin menggunakan kapal ferry, untuk penyeberangan Batulicin – Tanjung Serdang hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit, dari Tanjung Serdang menuju pelabuhan panjang kotabaru kami menggunakan motor dengan jarak tempuh +/- 40 km. Dari pelabuhan panjang kotabaru menuju Pulau Samber Gelap menggunakan speed boat dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam dengan gelombang yg cukup ekstrim.

Fasilitas dan Akomodasi

Pulau Samber Gelap memiliki fasilitas rumah untuk pengunjung yang ingin menginap ataupun bermalam ditempat ini. Disini juga terdapat mercusuar yang bisa digunakan pengunjung untuk melihat pemandangan dari atas. Selain memiliki pesona alam yang luar biasa, pulau Sambar Gelap juga digunakan sebagai tempat penangkaran tukik.

Aktifitas Wisata

Karena ditempat ini memiliki tempat penangkaran penyu, jadi pengunjung yang berkunjung ke tempat ini bisa melihat aktifitas penyu bertelur ketika malam hari. Selain itu, pengunjung pun dapat melakukan aktifitas snorkeling untuk melihat keindahan bawah laut Pulau Sembur Gelap. Namun pengunjung yang ingin melakukan snorkeling harus membawa peralatan sendiri.

Harga Tiket Masuk

Tidak ada biaya masuk ke kawasan ini. Biaya yang dikeluarkan hanya biaya perjalanan menuju tempat ini yang akan dirincikan seperti berikut:
Tiket penyebrangan Ferry Batulicin – Tanjung Serdang Rp. 50.000,- / motor PP
Sewa Speedboat dari Pelabuhan Panjang Kotabaru – Samber Gelap Rp. 1.500.000 / hari

Tips

Sebaiknya berkunjung bersama-sama teman yang lain, agar biaya penyewaan kapal jadi lebih ringan.
Bulan yang disarankan untuk mengunjungi tempat ini adalah bulan April, Mei, Oktober dan Desember.

Goa kali suci

http://liburanjogja.co.id/wp-content/uploads/2013/03/IMG-Tubing-Kalisuci.jpg

Goa yang disebut kali suci ini terletak di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu, dengan jarak 12 km dari Wonosari. Kalisuci terletak di Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinat GPS S8°0'34.76" E110°38'21.36"

Merupakan wisata minat khusus yang menawarkan susur sungai (rafting) bawah tanah sekaligus susur goa (cave tubing) di kawasan karst Gunungkidul.

Keunikan yang dijumpai adalah fenomena bentukan bentang alam, karst permukaan berupa bentukan depresi yang runtuh yang membentuk goa-goa vertikal dan bentukan positif berupa bukit karst berbentuk kerucut, sedangkan bawah permukaan berupa aliran sungai bawah tanah yang mengalir melalui goa-goa horisontal yang merupakan suatu sistem aliran sungai bawah tanah yang saling berhubungan satu-sama lain di kawasan karst Gunungkidul. Di kawasan ini wisatawan dapat melakukan aktivitas susur goa dengan menggunakan peralatan khusus seperti perahu karet, tali, dan lain-lain. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan goa kalisuci dengan stalaktit dan stalakmit, keindahan dan kesejukan yang menyatu serta petualangan yang penuh tantangan.

Melewati sungai yang mengalir menyusuri goa-goa bawah tanah menjadi salah satu potensi wisata yang ditawarkan tempat ini. Ditemani pemandu Anda akan diajak hanyut ke dalam goa Kalisuci dan Luweng Glatik (goa Glatik). Tak harus bisa berenang, semua pengunjung akan dilengkapi dengan pelampung dan helm sebagai sarana standar keselamatan. Goa ini cukup panjang dengan langit-langit juga cukup tinggi dan kedalaman sungai sekitar 2-3 meter. Sepanjang perjalanan juga akan banyak penjelasan dari pemandu. Di dalam goa cukup gelap dan memang tidak disediakan penerangan demi menjaga ekosistem yang ada di dalam goa.

Definisi Outbond serta Tujuan Outbond

http://www.hotelselabintana.com/imgr/slide/980/450/980:450/slide_outbound8.jpg

Outbound adalah salah satu metode pembelajaran modern yang memanfaatkan keunggulan alam. Para peserta yang mengikuti outbound tidak hanya dihadapkan pada tantangan intelegensia, tetapi juga fisik dan mental.

Pengertian Outbound Training Outbound training adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif. Dimensi alam sebagai obyek pendidikan bisa menjadi laboratorium sesungguhnya dan tempat bermain yang mengasyikan dengan berbagai metodenya.

Tujuan Outbound
1.Mengetahui dan memahami adanya “individual differences” yaitu tiap individu adalah unik.
2.Mampu melakukan penilaian pada diri sendiri “Self Assessment” bahwa kekuatan diri ada pada tangan kita sendiri dan pada pilihan- pilihan kita.
3.Meningkatkan kepekaan “Self Awareness” terhadap orang lain.
4.Meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian mengambil resiko “Risk Taking Behavior”.
5.Meningkatkan ketrampilan komunikasi.
6.Mampu membuat perencanaan dengan pertimbangan resiko dan konsekuensinya.
7.Mampu membentuk tim yang efektif / kekompakan.
8.Meningkatkankemampuan kepemimpinan.
9.Menumbuhkan sikap ksatria dan sportif.

Pantai Nihiwatu sumba

Keindahan Pantai Nihiwatu


http://planetsurfonline.com/uploads/new_gallery/1407746760.jpg

Pantai Nihiwatu, memang tidak banyak yang mendengar nama pantai tersebut. Namun siapa sangka, pantai itu berada di posisi ke-17 dari 100 pantai terbaik di dunia dan satu-satunya pantai di Indonesia yang terpilih menjadi pantai terbaik di Asia. Pantai ini begitu sempurna meski membutuhkan waktu tempuh cukup panjang untuk dapat mencapai lokasi, Namun, semua itu sepadan dengan air lautnya yang jernih, pasir pantainya yang bersih, dan suasana matahari terbenam yang menakjubkan.

Nihiwatu berada di wilayah Sumba Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menjadi salah satu tujuan para surfer dunia untuk mencoba keganasan ombak pantai tersebut, Mereka menjulukinya dengan God’s Left. Maka tidak heran jika pelancong yang datang banyak berasal dari luar negeri. Sayangnya, untuk dapat menikmati keindahan dan kedahsyatan ombak Nihiwatu tidak sembarang orang dapat melakukannya, termasuk orang Sumba sendiri. Pantai Nihiwatumemang menjadi pantai privat bagi kalangan tertentu. Kedengarannya memang sedikit aneh, tapi itulah kenyataan yang berlaku untuk Pantai Nihiwatu. Pantai berpasir putih sepanjang 2,5 km ini merupakan satu dari sepuluh pantai terbaik di Asia.

Terletak di arah 30 km dari Kota Waikabubak,Kabupaten Sumba Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Tempat ini sangat cocok bagi yang ingin menyepi, dan menikmati hawa pantai yang asli, karena selain jauh dari keramaian kota, tempat ini belum banyak di jamah oleh tangan-tangan industri. Pantai Nihiwatudikelola oleh sebuah resort internasional bernama Resort Nihiwatu. Tidak semua orang dapat bebas memasuki lokasi pantai ini, karena penjagaan yang ketat. Hanya tamu Resort Nihiwatu saja yang diperbolehkan. Jika ingin menikmati keindahan Pantai Nihiwatu, tentunya harus memesan kamar untuk menginap diResort Nihiwatu terlebih dahulu.

Bangunan resort ini terdari dari villa-villa yang menghadap ke laut, bungalow dengan 3 kamar tidur besar yang dibangun di atas bukit yang dilengkapi dengan kolam pribadi yang menghadap ke Samudera Hindia. Begitu pula dengan restorannya yang dibangun menghadap ke arah pantai dengan model bangunan terbuka. Arsitektur dan ornamen bangunan yang ada di resort ini merupakan gabungan dari tradisional dan modern. Resort ini memang menawarkan keindahan laut dengan keeksotisan budaya Pulau Sumba.

Selain menikmati keindahan laut dan keeksotisan budayanya, banyak para tamu resort ini yang berselancar di Pantai Nihiwatu. Tidak semua peselancar bisa berselancar bersamaan dalam satu waktu. Di tempat ini hanya dibatasi maksimal 10 peselancar yang berada di pantai demi menjaga keamanan dan keselamatan mereka. Jika sudah ada 10 peselancar di pantai, peselancar lainnya harus menunggu giliran. Memang, saat menunggu giliran, ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan seperti memancing, snorkeling, scuba diving atau berperahu ke daerah teluk Pantai Konda Maloba, mengamati burung, bersepeda gunung hingga trekking ke air terjun.

Ombak di tempat ini merupakan salah satu yang tercepat di dunia dan ikan yang paling banyak disini adalah mackerel Spanyol, wahoo, dan trevally. Tidak diragukan kalau Nihiwatu merupakan salah satu pantai dengan ombak terbaik di Indonesia. Kita sebagai orang Indonesia harus berbangga ternyata di negara kita masih banyak tempat yang indah dan masih tersembunyi. Pantai Nihiwatu di Sumbabahkan berhasil mengalahkan keindahan panorama Hanalei Bay di Hawaii yang terkenal. Hal tersebut membuat resort ini memenangkan penghargaan sebagai hotel terbaik ke-2 di Indonesia pada tahun 2012. Walaupun pemilik resort ini adalah seorang warga negara asing, namun karyawannya adalah penduduk lokal dan mereka menjaga dengan baik kebersihan pantai dan fasilitas yang ditawarkan.

Kampung Budaya Osing (Kemiren) , Banyuwangi

https://blambangannews.files.wordpress.com/2012/03/wisata-osing01.jpg

Desa Wisata Osing atau Using berada di Desa Kemiren , Kecamatan Glagah di Kabupaten Banyuwangi. Penduduk di desa ini merupakan kelompok masyarakat yang memiliki adatistiadat dan budaya khas sebagai satu suku, yang dikenal sebagai suku Osing (Using). Pemerintah menetapkannya , sebagai daerah eagar budaya dan mengembangkannya sebagai Desa Wisata (Suku) Using (Osing)
 
Memasuki Desa Kemiren benar-benar terasa berada di tempat  yang patut dinikmati sebagai satu pengalaman baru  Bangunan mmah berjajar dan saling berdekatan di komplek pemukiman yang padat penduduk dt sepanjang jalan menyambut wisatawan sebelum tiba di tempat rekreasi.
 
Dalam bercocok tanam, masyarakat Kemiren menggelar tradisi selamatan sejak menanam benih, saat padi mulai berisi, hingga panen. Saat masa panen tiba, petani menggunakan ani-ani diiringi tabuhan angklung dan gendang yang dimainkan di pematang-pematang sawah.Saat menumbuk padi, para perempuan memainkan tradisi gedhogan, yakni memukul-mukul lesung dan alu sehingga menimbulkan bunyi yang enak didengar. 

Setelah ditetapkan menjadi Desa Wisata Using, tahun 1995 Bupati Purnomo Sidik membangun anjungan wisata yang terletak di utara desa. anjungan yang berdiri di atas lahan 2,5 hektar ini dibangun dengan biaya Rp 4 miliar. Anjungan ini dikonsep menyajikan miniatur rumah-rumah khas Using, mempertontonkan kesenian warga setempat, dan memamerkan hasil kebudayaan. 

Di tempat rekreasi dibangun fasilitas wisata seperti kolam renang, tempat bermain, dan tentu saja ada bangunan rumah khas masyarakat Osing serta bangunan museum modern yang mamajang berbagai perlengkapan dan pernik budaya Osing. Cukup dengan uang Rp 5.000 untuk tiket masuk, wisatawan bisa menikmati fasilitas rekreasi sepuasnya.

Posisi Desa Kemiren sangat strategis menuju wisata Kawah Ijen. Desa ini merniliki luas117.052 m2 memanjang hingga 3 km yang di kedua sisinya dibatasi oleh dua sungai, Gulung dan Sobo yang mengalir dari barat ke arah timur. Di tengah-tengahnya terdapat jalan aspal selebar 5 m yang menghubungkan desa ini ke kota Banyuwangi di sisi timur dan pemandian Tamansuruh dan ke perkebunan Kalibendo di sebelah barat.

Pada siang hari, terutamapada hari-hari libur, jalan yang membelah Desa Kemiren cukup ramai oleh kendaraan umum dan pribadi yang menuju ke pemandian Tamansuruh, perkebunan Kalibendo maupun ke lokasi wisata Desa OSing.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah mempertemukan pengusaha Bali dan Banyuwangi yang dikemas dalam Gathering Night in Bali. Dengan harapan meningkatkan kunjungan wisata ke Banyuwangi.

Sejarah Masyarakat Osing

Desa.yang berada di ketinggian 144 m di atas p ermukaan laut yang termasuk dalam topografi rendah dengan curah hujan 2000 mm/tahun sehingga memiliki suhu udara rata-rata berkisar 22-26°C ini rnemang cukup enak dan menarik dari sudut suhu udara dan pemandangan untuk wisata.

Mengamati bentuk rumah di Kemiren sepertinya sarna. Namun jika diamati lebih teliti ada perbedaan pada atap rumah yang ternyata menandai status penghuninya. Rumah yang beratap empat yang disebut ‘tikel balung’ melambangkan bahwa penghuninya sudah mantap. Rumah ‘crocogan’ yang beratap dua mengartikan bahwa penghuninya adalah keluarga muda dan atau keluarga yang ekonominya relatif rendah, dan rumah “baresan’ yang beratap tiga yang melambangkan bahwa pemiliknya sudah mapan, secara ma·teri berada di bawah rumah bentuk ‘tikel balung’.

Hampir di setiap rumah ditemukan lesung (alat penumbuk padi), dan gudang tempat menyimpan sementara hasil panen. Di beberapa sudut jalan tampak gubuk beratapkan ilalang, yang dibangun di ujung kaki-kaki jajang  (bambu, dalam bahasa Osing) yang tinggi. Bangunan ini digunakan oleh masyarakat untuk “cangkruk” sambil mengamati keadaan di sekeliling desa. Pada masa lalu, gubuk seperti ini sengaja dibangun untuk memantau kedatangan “orang asing” yang mencurigakan .
Sejarahnya, suku Osing saran seperti suku Tengger, yang merupakan masyarakat yang setia kepada Raja Majapahit yang menyelamatkan diri ketika kerajaan diserang dan runtuh sekitar tahun 1478 M. Sebagian berhenti di pegunungan Tengger (sekarang menjadi kelompok masyarakat suku Tengger) di Probolinggo dan sebagian melanjutkan perjalanan hingga ke ujung timur P Jawa (Banyuwangi).
Ada pula kelompok yang terus menyeberangi selat (Bali). Kelompok masyarakat yang mengasingkan diri ke ujung timur Jawa ini kemudian mendirikan kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak Hindu-Buddha seperti halnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Blambangan berkuasa selama dua ratusan tahun sebelum jatuh ke tangan kerajaan Mataram Islam pada tahun 1743 M.

Orang-orang Osing adalah masyarakat Blambangan yang tersisa. Keturunan kerajaan Hindu Blambangan ini berbeda dari masyarakat lainnya (Jawa, Madura dan Bali), bila dilihat dari adat-istiadat budaya maupun bahasanya. Desa Kemiren lahir pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1830-an. Awalnya, desa ini hanyalah hamparan sawah dan hutan milik penduduk Desa Cungking yang merupakan cikal-bakal masyarakat Osing.

Hingga kini Desa Cungking juga masih tetap ada. Letaknya sekitar 5 km arah timur Desa Kemiren. Hanya saja, saat ini kondisi Desa Cungking sudah menjadi desa kota.

Saat itu, masyarakat Cungking memilih bersembunyi di sawah untuk menghindari ten tara Belanda. Para warga enggan kembali ke desa asalnya di Cungking. Maka dibabatlah hutan untuk dijadikan perkampungan. Hutan ini banyak ditumbuhi pohon kemiri dan durian. Maka dari itulah desa ini dinamakan Kemiren. Pertama kali desa ini dipimpin kepala desa bernama Walik. Konon dia termasuk salah satu keturunan bangsawan.

Seperti halnya masyarakat suku Tengger, masyakat Osing di Kemiren bukan masyarakat eksklusif yang menutup diri seperti suku Badui. Di satu sisi, mereka sangat terbuka terhadap kemajuan jaman, seperti tampak pada eara berpakaian dan arsitektur rumah masa kini. Tapi di sisi lain, mereka kukuh menjalankan tradisi nenek moyang, mulai kehidupan sehari-hari sampai yang sacral seperti perkawinan sekalipun.

Cagar Budaya

Desa Kemiren telah ditetapkan sebagai Desa Osing yang sekaligus dijadikan cagar budaya untuk melestarikan keosingannya. Area wisata budaya yang terletak di tengah desa itu menegaskan bahwa desa ini berwajah Osing dan diproyeksikan sebagai eagar budaya Osing. Banyak keistemewaan yang dimiliki oleh desa ini di antaranya penggunakan bahasa yang khas yaitu bahasa Osing.

Kekhasan kehidupan dan pemukiman penduduk serta adat-istiadat suku Osing menjadi modal utama pemerintah daerah membangun Desa Wisata Osing. Wisata Osing yang sebenarnya adalah wisata budaya. Fasilitas rekreasi hanya merupakan tambahan yang dibangun sebagai pelengkap, Coba berkunjung ke desa ini pada saat diselenggarakan upacara adat “Ider Desa” misalnya, maka paket wisata budaya di Kemiren sangat lengkap.

Para ahli sejarah lokal cukup yakin bahwa julukan “Osing” itu diberikan oleh para imigran yang menemukan bahwa kata “tidak” dalam dialek lokal adalah “Osing”, yang berbeda dari kata “ora” dalam bahasa Jawa. Orang yang sebenarnya Jawa itu kini disebut Osing saja atau juga disebut Jawa Osing.

Ini memiliki ciri khas yaitu ada sisipan “y” dalam pengucapannya. Seperti contoh berikut ini: madang (makan) dalam bahasa Osing menjadi “madyang”, abang (merah) dalam bahasa Osing menjadi “abyang”. Masyarakat desa ini masih mempertahankan bentuk rumah sebagai bangunan yang memiliki Keunikan lainnya terdapat pada tradisi masyarakat yang mengeramatkan situs Buyut Cili, tiap malam Senin dan malam Jumat warga yang akan membuat hajatan selalu melakukan doa dengan membawa “pecel pitik” atau yang bias a kita kenal dengan sebutan urap-urap ayam bakar di situs Mbah Buyut Cili yang dipercaya sebagai salah seorang leluhurnya.

Pulau Badi Tempat Rehabilitasi karang

https://mrusdianto.files.wordpress.com/2011/12/pulau-badi1.jpg
 
Sulawesi Selatan satu di antara sejumlah provinsi yang dikenal sebagai surga bahari. Gugusan kepulauan spermonde yang menunjang kawasan wisatanya membuat pelancong akan lebih mudah menemukan sejumlah pantai dengan air laut yang bening, hingga hamparan pasir putih yang memukau.

Pulau Badi, menjadi salah satu destinasi yang mampu beradu indah dengan pantai-pantai populer lain di sejumlah kota wisata. Di pulau ini Anda tak hanya akan menemukan panorama alam pantai nan indah namun juga pusat pengembangan rehabilitasi karang dunia. Pulau Ini terletak di Desa Mattiro Deceng, Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajenne Kepulauan.
 
Dari Makassar, pulau ini bisa ditempuh sekitar dua jam perjalanan menggunakan kapal cepat.

Alternatif penyebrangan bisa anda lakukan melalui sejumlah penyebrangan seperti kayu bangkoa Jl Pasar Ikan, Dermaga Benteng Panynyua (Depan Rotterdam) maupun Pelabuhan Paotere. Pulau Badi, Pangkep menjadi salah satu destinasi yang mampu beradu indah dengan pantai-pantai populer lain di sejumlah kota wisata. 

Badi sendiri merupakan salah satu pulau yang dihuni masyarakat namun tetap mampu terjaga dan menjadi tempat kunjungan pilihan bagi anda yang hendak ke Sulsel. Pulau ini tak hanya populer dikalangan masyarakat setempat, namun dunia pun sudah mengakui.

Hal ini dibuktikan dengan silih bergantinya tokoh besar dunia seperti Jhon Mc Kein dan sejumlah penyelam dunia yang jauh-jauh dari berbagai negara hanya ingin mengintip langsung keberhasilan rehabilitasi karang yang digalakkan pulau dengan luas 6,50 hektar ini

Pulau Badi memiliki sekitar 402 kepala keluarga (KK), sejak tahun 2007 salah satu perusahaan kakao yang berbasis di Amerika yakni PT Mars Symbioscience mencanangkan pulau ini sebagai pusat pengembangan rehabilitasi karang.

Sekitar 700 meter persegi lahan di pulau yang dulunya dikenal sebagai sentra pembuatan perahu jolloro (perahu tradisional khas Makassar) ini direhabilitasi melalui pemasangan rekayasa terumbu karang. Sejak dicetuskan 2007, PT Mars bersama penduduk setempat tercatat telah merehabilitasi sekitar 10.000 meter persegi lahan untuk pengembangan ekosistem laut. Upaya berkelanjutan inilah yang sekaligus membuat pulau Badi menjadi daerah percontohan dari rehabilitasi terumbu karang terbesar di dunia.

Pulau Kaniungan, Berau


http://picture.triptrus.com/picture/l6251

Secara administratif, Pulau Kaniungan berada di RT 3, Kampung Teluk Sumbang, Biduk-Biduk, Berau. Dan secara geografis terletak pada titik 118 derajat, 50’ dan 70” BT, dan 1 derajat 7’ dan 1” LU.

Tak mudah untuk menjangkaunya. Karena itu pula, pulau yang sebenarnya terbagi jadi dua, Kaniungan Besar dan Kecil itu, masih terjaga keasriannya. Tak banyak sentuhan tangan manusia yang telah menjamahnya. Ikan-ikan buruan nelayan juga mudah ditemukan. Itu sebab perairan sekitar Kaniungan selalu ramai para pengadu nasib di tengah laut.

Di pinggir laut, padang lanun yang terhampar di perairan dangkal, menjadikan habitat penyu dengan mudah ditemui. Dua pulau itu juga jadi tempat hewan dengan tempurung tebal itu bertelur. Aktivitas manusia yang masih terbilang minim di tempat indah tersebut, menjadikan hewan yang jadi simbol Berau itu tetap lestari.

“Pada bulan tujuh atau delapan (Juli-Agustus, Red) banyak penyu yang ke darat. Semalam bisa sampai lima puluh ekor. Baik di Kaniungan Besar atau Kecil, sama-sama ramainya,” tutur Abdul Jalil, Ketua RT 3 Teluk Sumbang kepada Berau Post.

Pesona dua daratan Kaniungan bagi habitat penyu melakukan reproduksi, memang tak hanya pada dua bulan yang biasa disebut Musim Selatan itu. Hanya saja intensitas penyu bertelur semakin kecil pada bulan-bulan lainnya.

Kaniungan, sejauh ini memang belum memberikan daya tarik lebih besar selain bagi para penyu bertelur. Namun, dari sejarah yang dituturkan Abdul Jalil, pulau yang punya luas 55,4 hektare itu, setelah diukur oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada Jogjakarta, Agustus 2015 lalu, sebenarnya sudah mulai ditinggali sejak tahun 1730. Dan, Pulau Kaniungan Kecil, sampai saat ini tak ada manusia yang meninggalinya. “Karena di sana tak ada sumber air tawar,” ungkapnya.

Abdul Jalil bisa memberikan angka pasti soal tahun Kaniungan mulai didiami manusia adalah arsip yang tertulis dalam aksara Lontara yang tersimpan di Keraton Sambaliung, Berau. Pak RT, begitu Abdul Jalil biasa disapa, meyakinkan bahwa Suku Bugis adalah pendatang pertama yang mendiami pulau tersebut.

Bukti sejarah Pulau Kaniungan Besar pernah jadi “perlindungan” pelaut yang ingin mendarat adalah komplek kuburan yang berada di tengah-tengah pulau. Ada beberapa nisan, yang terbuat dari kayu dan batu, dan saat ini kondisinya sangat memprihatinkan karena minimnya perawatan.

Bahkan, sebagian besar nisan dari kayu ulin yang tertancap di atas pusara, hampir ludes jadi abu, imbas kebakaran lahan beberapa tahun lalu. Dari persebaran nisannya, tampak jika itu adalah areal kuburan yang dulunya tertata rapi. Dengan satu kuburan di bagian tengah, dan dikelilingi kuburan-kuburan lain yang membentuk satu formasi tertentu.

Perlu penggalian sejarah lebih lanjut untuk menentukan kepastian informasi tentang areal makam tersebut. Dari sisa-sisa nisan yang terbakar, masih jelas terlihat aksara Lontara yang jadi penanda dan identitas tentang jasad yang dikubur di lokasi itu. “Yang saya tahu, kalau nisan bentuknya bulat itu berarti yang dikubur laki-laki, dan kalau nisan yang datar, itu berarti perempuan,” lanjut Abdul Jalil.

Umur yang sudah sepuh bagi Pulau Kaniungan sejak didiami manusia, ternyata tak sebanding dengan penambahan jumlah penduduknya. Dari data yang dipegang Abdul Jalil, saat ini hanya ada 18 kepala keluarga, dengan jumlah jiwa hanya mencapai 52. “Kalau dilihat dari jenis pekerjaan, pemegang KTP semuanya bekerja sebagai nelayan,” ungkap pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah itu.

Keberadaan Pulau Kaniungan ternyata juga diakui Junaedi, salah seorang yang ikut dalam rombongan pelayaran lalu itu. Pria yang tumbuh besar dan tinggal di Biduk-Biduk itu, menganggap bahwa moyangnya juga berasal dari Kaniungan. “Dari cerita orangtua, dulu nenek-kakek kami tinggal di Kaniungan. Lama kelamaan mereka pindah ke darat (Biduk-Biduk),” ujarnya.

Nama dua pulau itu sendiri berasal dari nama tumbuhan dan buah yang punya nama sama; Kaniungan. Dulunya, pulau tersebut, selain dipenuhi pohon kelapa, juga banyak ditemukan pohon buah Kaniungan. Saat berkeliling pulau tersebut, Abdul Jalil menunjukkan bagaimana rupa tumbuhan yang ternyata hanya tersisa satu pokok. Dari bentuk batangnya, hampir mirip batang jambu biji. Diameter tak lebih dari 10 cm. Daunnya mirip daun jeruk, juga dengan aroma khas buah berair dan berasa masam tersebut.

“Ya, buahnya mirip jeruk. Tapi paling besarnya cuma sejempol tangan. Sayang, ini bukan lagi musimnya berbuah,” ungkap Pak RT. “Ini tinggal satu batang. Semoga yang punya lahan mau menjaga pohon ini, karena ini benar-benar sejarah yang harus dilestarikan.

Pulau tagalaya


 http://www.iftfishing.com/wp-content/uploads/2013/09/Pulau-Tagalaya-720x340.jpg
  
Berbicara mengenai keindahan wisata Bahari di Indonesia seperti nya tidak akan ada habis nya. 

Hal ini di karenakan Indonesia memang merupakan salah satu destinansi para pecinta keindahan Bahari. Tidak hanya penikmat dari dalam negeri namun juga dari luar negeri. Namun, masih banyak wisata Bahari di Indonesia yang belum banyak diketahui oleh wisatawan. Padahal, wisata-wisata tersebut lah yang masih banyak dicari oleh para wisatawan. Mungkin karena masih belum terjamah oleh tangan-tangan jail sehingga keindahan atau keeksotikan nya masih sangat alami.

Beberapa pulau di Indonesia memang masih menawarkan keindahan Bahari yang masih alami. Salah satu nya yakni keindahan pulau Tagalaya. Pulau yang terletak di Tobelo, Halmahera, Maluku Utara ini masih sangat dijaga kelestarian nya. Sebuah pulau yang relatif kecil ini memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa indah nya, terutama keindahan biota laut nya.

Pulau Tagalaya menyajikan sebuah panorama yang luar biasa memukau. Bagaimana tidak, hamparan pasir putih sepanjang pantai seolah-olah telah menyambut kedatangan para wisatawan sekalian. Selain itu pulau ini menyajikan air laut yang sebening kaca dan keindahan laut nya bagaikan sebuah lukisan yang tidak ternilai harga nya, belum lagi ketika kita menyelam 'diving' maka kita akan disuguhi pemandangan yang luar biasa cantik nya. Inilah salah satu spot diving yang bisa dikatakan sangat rekomendasi buat pengunjung sekalian yang memang suka atau hobby dengan olahraga yang satu ini.

Pulau Tagalaya menawarkan sebuah keindahan alam bawah laut yang sempurna untuk para penyelam. Bukan hanya terumbu karang yang sangat memukau, ikan-ikan yang berwarna-warni berenang-renang kesana kemari dan juluran tentakel dari gurita laut saja yang akan kita temui di tempat ini. Namun, di pulau ini kita juga dapat menikmati keindahan alam yang sungguh luar biasa. Pepohonan bakau yang tumbuh di atas pasir putih dan apabila kita melihat di sisi sebelah Utara maka pengunjung akan disuguhi bebatuan karang yang sangat indah.

Bahkan untuk menikmati keindahan bawah laut nya, wisatawan tidak perlu harus menyelam dalam-dalam. Hal ini dikarenakan dengan melihat saja tanpa harus menyelam wisatawan sudah dapat melihat terumbu karang yang hidup dengan alami dan terjaga keindahannya. Namun, kalau ingin yang jauh lebih indah maka pengunjung dapat menyelam dengan kedalaman antara 2-10 meter saja. Karena terumbu karang dan biota laut dalam keadaan baik dapat kita temui pada kedalaman tersebut. Sungguh sebuah pulau yang sangat memanjakan mata wisatawan sekalian.

Namun, ada satu peraturan di pulau ini yang harus dipatuhi oleh para wisatawan. Yakni, para wisatawan dilarang untuk menginjak atau tidak boleh berpijak di atas bunga karang apabila sedang menyelam. Hal ini dikarenakan, agar tidak terjadi kerusakan terhadap bunga karang tersebut. Kalaupun harus berpijak, silahkan mencari pijakan yang tidak menyebabkan bunga karang tersebut rusak. Sebuah peraturan yang sungguh baik untuk dijalankan, agar ekosistem nya tetap terjaga.. Jadi, silahkan cantumkan Pulau Tagalaya dalam daftar List destinasi penyelaman Anda berikut nya. Love Diving and always save our earth.

Akses

Untuk dapat sampai ke pulau Tagalaya, wisatawan dapat menggunakan dua alternatif kendaraan yakni menggunakan perahu tradisional "ketinting" bersama-sama atau dapat pula menyewa Speedboat dari pelabuhan Tobelo.

Diperlukan waktu kurang lebih 20-30 menit perjalanan untuk sampai ke pulau Tagalaya dari pelabuhan Tobelo. Bagi pengunjung sekalian yang memang ingin menikmati keindahan pulau ini tidak ada salah nya apabila menggunakan perahu tradisional. Dengan menggunakan perahu tradisional tersebut wisatawan akan disuguhi keindahan bahari Maluku selama perjalanan. Selain itu wisatawan juga dapat lebih mengenal warga sekitar melalui perbincangan ringan bersama pemiliki perahu, siapa tahu nanti harga sewa perahu dapat potongan.

Berbagi Trip | Camping Ground Sukamantri

https://41.media.tumblr.com/fff6712d68ca6386955432a5cc3b4070/tumblr_nh96hw3EAa1rhl401o2_500.jpg

Sukamantri Camping Ground, Bogor bukan hanya sebuah kota penyangga Ibukota, baik tenaga kerja maupun air bersih dan oksigen yang diperlukan oleh Ibu kota Jakarta, hiruk pikuk keseharian metropolis dengan suasana yang panas macet dan meningkatkan tingkat stres warganya, menghabiskan waktu di alam terbuka bisa menjadi salah satu solusi untuk menyegarkan jiwa. Selain menghindar dari hiruk-pikuk kota dan menikmati suasana yang menyegarkan, dengan mengenal alam kita juga bisa lebih mengenal diri sendiri. Tak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk bisa menikmati suasana alam seperti yang kita inginkan, karena Bogor memiliki potensi alam yang luar biasa, yaitu Sukamantri Camping Ground.

Tidak jauh dari Kota Bogor Sukamantri Camping Ground terletak di selatan Bogor yang berlokasi di bawah kaki Gunung Salak, dengan ketinggian sekitar 800m diatas permukaan laut, suasana yang sejuk dan teduh merupakan ciri khas pegunungan. Tiket yang relatif murah Sukamantri Camping Ground menberikan jauh lebih dari yang anda keluarkan

Bagi Anda yang berencana Jungle Outbound  bisa menjadi pilihan yang tepat, area perkemahan dengan luas lebih dari 5 hektar dengan berbagai varietas flora dan fauna. Ini adalah salah satu kawasan yang cocok bagi yang lebih mendekatkan diri kepada alam.

Walaupun lokasinya tidak jauh dari Kota Bogor, Sukamantri Camping Ground sangatlah sejuk dan nyaman untuk melakukan kegiatan dialam bebas, lanskap yang dikelilingi pungungan bukit dan lembah menjadi daya tarik sendiri dan tersedian Camping Ground yang luas memiliki daya tampung 100 sampai 120 tenda (sekitar 600 orang). Fasilitas yang tersedia pun cukup baik, dari toilet dengan air bersih dan segar khas pegunungan, mushola, Aula dan toilet yang bersih dengan air jernih yang berasal dari pegunungan

Siang hari anda akan disuguhi oleh deretan hutan pinus yang menawan dan kera hutan yang masih asri dihabitatnya, malam hari mata anda dimanjakan oleh cantiknya kilauan lampu-lampu Kota Bogor dari ketinggian yang membentang luas sejauh mata memandang.

Dimulai dari jalan masuk yang berupa jalan batu yang masih alami dan memiliki tantangan tersendiri dan disambut oleh hutan Pinus  dan Rasamala di kiri kanan jalan , dengan jalan yang meliuk-lius seperti ular sehinggan dapat menikmati keseluruhan sejuknya hutan.

Sampai digerbang utama yang dihiasi taman dan disambut oleh sejuknya alam yang masih alami dengan hutan yang masih asri karena masih lembabnya suasana hutan dan air pegunungan bersih yang sangat dingin dikelilingi oleh pohon Pinus, Rasamala dan Agatis semua kebutuhan untuk beraktifitas dialam bebas semua itu akan terbayar setelah anda sampai di Sukamantri Camping Ground. tempat ini cocok untuk acara outbound, baik Outbound Management Training, Jungle Outbound, Outing, Team Building, Outbound Training atau Gathering dengan suasana hutan juga cocok dilokasi ini.

Sungguhlah Bogor memiliki banyak lokasi yang nyaman dan alami untuk kegiatan Outbound dan Gathering selain di Puncak Bogor yang sudah terkenal tentunya masih banyak lokasi yang tidak kalah bagusnya dan masih jarang dikunjungi wisatawan.

Berbagi Trip | Teluk Cendrawasih Papua

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5w8ZRdWmmGgonTGVgetHcyPHQZr7iJQxBSDq8NJtG_XrTUG7EgWnsxaN1lT-Q4UxmLaIcwasMDZn-CpZz7mE1IiOiJipXbOjL8qllqOAMJpgjIRW3pOesSeImetn9DZuuP-dZ8XoJxsI/s1600/8.+teluk+cendrawasih.png

Taman nasional dengan luas 1.453.500 hektar ini hampir 90% berupa perairan. Tak mengherankan jika Taman Nasioanal Teluk Cenderawasih menjadi kawasan konservasi laut terbesar dan terluas di Indonesia. Di sini, terdapat 196 jenis moluska dan 209 jenis ikan yang bisa Anda saksikan di alam bawah lautnya. Tak jarang kura-kura, penyu, hiu dan lumba-lumba juga ikut menemani Anda saat menyelam.

http://www.indonesia.travel/assets/img/media/images/upload/poi/Terumbu%20karang%20di%20Pulau%20Wairundi,%20Taman%20Nasional%20Teluk%20Cendrawasih%20(2).jpg

Taman Nasional Teluk Cenderawasih diresmikan pada tahun 1993 oleh Kementerian Kehutanan. Selain menikmati alam bawah lautnya, Anda juga bisa menjelajahi pulau-pulaunya. Pulau Mioswaar, salah satu pulau di tempat wisata di Papua ini, memiliki gua dengan sumber air panas dengan kandungan belerang yang layak Anda kunjungi. Selain Pulau Mioswaar, masih ada Pulau Yoop, Pulau Numfor, Pulau Nusrowi dan pulau-pulau lainnya yang tak boleh Anda lewatkan.

Lokasi  ini secara administratif berada di dua kabupaten yaitu Wondama dan Nabire. Taman nasional ini juga menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale shark yang dilakukan oleh pemerintah bekerjasama dengan LSM dalam dan luar negeri.

http://epariwisata.com/wp-content/uploads/Diving-Hiu-Paus.jpg

Berbagi Trip | GROJOGAN SEWU Tempat Wisata Yang Cocok Untuk Keluarga

https://i.ytimg.com/vi/8QLmV50x8Tg/maxresdefault.jpg

Suasana segar dan sejuk merupakan hal yang akan Anda rasakan saat berada di dekat air terjun. Bagaimana bila air terjun yang ada tidak hanya satu? Tentu akan menambah kesegarannya bukan. Itulah yang akan Anda rasakan jika berada di air terjun Grojogan Sewu, Karanganyar, Jawa Tengah. Tempat wisata yang merupakan hutan wisata dengan air terjun dan beberapa fasilitas lain yang disediakan pengelola dapat Anda jadikan salah satu tujuan wisata Anda.

Untuk masuk kawasan wisata ini, Anda harus membayar tiket masuk sebesar Rp 6.000,- (harga dapat beubah sewaktu-waktu) . Loket pintu masuk ada 2 buah. Yang pertama yang terletak di atas, saat menyusuri jalan menuju loket pertama, Anda dapat melihat-lihat tanaman hias yang dijual di sisi jalan. Anda juga dapat naik kuda untuk menuju loket bila Anda malas berjalan kaki. Anda juga akan sedikit terkejut saat ada monyet-monyet yang ada di sisi jalan. Sedangkan pintu kedua terletak di lereng bawah.

Bila Anda masuk melalui pintu pertama yang ada di atas, Anda harus menuruni tangga yang tersusun rapi dan beralas batu untuk menuju air terjun. Tangga yang jumlahnya ratusan ini, mungkin dapat membuat kaki Anda terasa pegal. Untuk mengatasi masalah ini, pengelola menyediakan gazebo di beberapa titik, sehingga Anda dapat beristirahat sejenak. Di dalam kawasan ini, terdapat monyet berekor panjang yang hidup bebas, jadi jangan heran bila Anda akan menemuinya dalam perjalanan. Jumlahnya lumayan banyak, tetapi Anda tidak perlu takut karena monyet di sini umumnya tidak akan mengganggu.

Grojogan Sewu sendiri berarti air terjun seribu. Memang, air terjun di sini tidak berjumlah seribu, tetapi ada beberapa titik air terjun yang dapat Anda nikmati di sini. Air terjun tertinggi yang ada tingginya sekitar 80 meter. Ada pula air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi pancurannya meluas dan membentuk cabang-cabang. Bila sedang musim hujan, sekeliling tebing akan dihujani air terjun, tetapi saat musim panas, banyak air terjun yang kering. Pegunjung yang ingin mendekat air terjun, harus berhati-hati karena harus melewati batu-batu besar yang licin.

Setelah puas menikmati aitr terjun, Anda dapat berkeliling untuk menikmati sejuknya hutan wisata ini. Dengan luas 20 Ha, kawasan ini menyediakan fasilitas kolam renang untuk anak dan orang dewasa. Ada juga warung yang menjual makanan dengan harga yang terjangkau. Sisi lainnya adalah hutan pinus dan pohon-pohon lain yang umurnya sampai ratusan tahun. Jalan setapak yang rapi dan berbatu dapat membuat Anda semakin menikmati pemandangan indah yang disajikan.

Berbagi Trip | Pulau Intata

 http://assets.kompas.com/data/photo/2015/06/03/0911041Pulau-Intata-2780x390.jpg

keindahan pulau cantik nan eksotis, dengan pasirnya selembut tepung, air laut super jernih dengan warna gradasi dari biru ke hijau tosca, dan lambaian nyiur di tepi pantai? Datanglah ke Intata.

Anda akan merasa bak hulubalang kerajaan karena menaklukkan sebuah pulau. Ya, pulau ini tak berpenghuni. Pulau Intata merupakan salah satu pulau kecil terluar dari 11 pulau terluar yang dimiliki Provinsi Sulawesi Utara.

Pulau Intata terletak di bagian utara Pulau Sulawesi yang berbatasan langsung dengan negara Filipina. Pulau ini hanya memiliki luas 0,15 kilometer persegi dan banyak ditumbuhi pohon kelapa. Di bagian selatan dan barat terdapat pasir putih, sementara di bagian timur pantainya berbatu. Secara administratif, Pulau Intata masuk dalam Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan dibatasi Samudera Pasifik di sebelah timur dan Pulau Kakorotan di sebelah selatan.

Menurut cerita, dulunya Intata merupakan bagian dari Pulau Kakorotan, sebuah pulau besar di seberangnya, hingga bencana gempa yang diikuti tsunami menghajar sehingga memisahkan Intata dari Kakorotan pada tahun 1600-an. Sebagian Pulau Intata tenggelam dan penduduknya hanyut, dan hingga kini penduduk di sana hanya tinggal di Kakorotan.

Pulau Intata merupakan salah satu pulau terluar dari 11 pulau yang dimiliki Provinsi Sulawesi Utara.
Di Kakorotan terdapat dermaga yang panjangnya mencapai sekitar 300 meter.

Di dermaga inilah kapal-kapal perintis serta kapal Pelni yang melayari rute Nusa Utara, wilayah yang mencakup tiga kabupaten di ujung Sulawesi Utara, singgah untuk mengangkut dan menurunkan penumpang dan barang.

 http://jurnalmaritim.com/wp-content/uploads/2015/05/Pelabuhan-Bitung.jpg

dari pelabuhan Bitung, anda bisa mendapat bonus menyinggahi sekian pelabuhan sebelum tiba di Intata. Diperlukan sedikitnya tiga hari perjalanan dari Bitung sebelum tiba di Intata. Walau lama, tapi dijamin, pulau-pulau yang disinggahi juga tak kala indahnya. Nusa Utara memang wilayah eksotis di bibir lautan pasifik.

Jika ingin melakukan perjalanan cepat, anda bisa naik pesawat dari Manado ke Melongguane di Talaud, dari sana lalu sewalah perahu speed boat ke Intata. Jika lautan teduh, hanya butuh sekitar 4 jam sudah bisa merapat di Intata.

Di Intata tidak tersedia penginapan, karena memang pulau ini tidak berpenghuni. Tapi jangan khawatir, penduduk Kakorotan yang ramah bersedia menampung anda di rumah mereka.