Trump yang Melarang Muslim dan Awasi Masjid
Inilah Kecaman Tokoh AS kepada Donald Trump yang Melarang Muslim dan Awasi Masjid
Dalam sebuah acara di Mount Pleasant,
South Carolina, capres Amerika Serikat dari Partai Republik mengatakan,
“Kita tidak punya pilihan, selain melarang mereka (kaum Muslimin) masuk
ke AS.” ujar Donald Trump, Senin (7/12).
Meski timnya mengaku mendapat dukungan
luas atas ide tersebut, kecaman menantang justru dilayangkan kepada
mereka. Kecaman ini berasal dari teman satu partai, masyarakat, lawan
politik, bahkan perwakilan Gedung Putih.
Martin O’Malley yang merupakan capres
lain dari Partai Republik menanggapi ucapan Trump dengan bercuit, “Dia
mencalonkan diri untuk menjadi Presiden dengan kapasitas sebagai demagog
fasis.”
Selanjutnya, kecaman berasal dari Nihad
Awad. Laki-laki yang merupakan Direktur Eksekutif Council on
American-Islamic Relations ini mengatakan, “Kita memasuki alam fasis.”
Trump, menurut mereka, lebih mirip pemimpin gerakan kelompok kekerasan
daripada kandidat presiden negeri sebesar Amerika Serikat.
Reaksi lebih keras juga disampaikan oleh
Gedung Putih melalui juru bicaranya, Josh Earnest, yang mengatakan,
“Trump melangkah menuju sisi lebih gelap, elemen lebih gelap, dan
mencoba mempermainkan ketakutan orang untuk melahirkan dukungan bagi
kampanyenya.”
Komentar lainnya berasal dari Lindsay
Graham yang mengatakan, “Inilah alasan lain mengapa dia (Donald Trump)
benar-benar tidak cocok memimpin Amerika Serikat.”
Celaan juga berasal dari Hillary
Clinton. Calon presiden dari Partai Demokrat ini mengatakan, “Ide Trump
patut dicela, sarat prasangka, dan memecah-belah.”
Selain mewacanakan pelarangan terhadap
kaum Muslimin yang akan memasuki negeri Paman Sam itu, Trump juga
menyampaikan ide agar pemerintah masuk ke masjid-masjid dan mengawasi
seluruh kegiatan yang berlangsung di dalamnya. “Kita harus melihat yang
terjadi di dalamnya (masjid).”
Selain dua pernyataan ganjil tersebut,
Trump juga menyampaikan, “Amerika Serikat tidak boleh menjadi korban
serangan mengerikan orang-orang yang hanya percaya jihad.”
Disinyalir, pernyataan kontroversi ini
lahir sebagai akibat teror penembakan yang terjadi pekan lalu di San
Bernardino, California. Dalam penembakan yang dilakukan oleh sepasang
suami-istri ini, 14 orang meregang nyawa, dan 21 lainnya mengalami
luka-luka.
“Pernyataan Trump soal Muslim Amerika
Serikat semakin keras,” tulis harian umum Republika, 9 Desember 2015,
“menyusul serangan di Paris pada 13 November lalu.”
Wallahu a’lam.
sumber: http://bersamadakwah.net/inilah-kecaman-tokoh-as-kepada-donald-trump-yang-melarang-muslim-dan-awasi-masjid/ [Pirman/BersamaDakwah]
0 comments: