Tradisi Mekepung
Tradisi Mekepung adalah sebuah atraksi balapan
sepasang kerbau yang ditunggangi oleh seorang joki/ sais, keberadaanya
di Bali dan hanya satu-satunya di Kabupaten Jembrana.
Tradisi budaya ini muncul berawal dari hanya sekedar iseng semata, di
mana Kab. Jembrana merupakan wilayah agraris yang mayoritas penduduknya
sebagai petani, dalam hal mengerjakan sawah, dimulai dari membajak sawah
menggunakan bajak jangkar (bali: tenggala), kemudian
bongkahan-bongkahan tanah ini diratakan menggunakan bajak lampit,
kemudian agar lebih halus menggunakan bajak plasah yang semua kegiatan
tersebut ditarik oleh kerbau dan bajak ditunggangi oleh pembajak dan
selaku joki atau sais. Setelah menjadi rata dan lumpur halus barulah
ditanami padi, yang mana dikerjakan secara gotong royong oleh para
petani.
Pada
saat gotong royong mengerjakan lahan persawahan inilah, mereka ada yang
mencoba mengadu kerbaunya dalam menarik bajak, di atas lawan persawahan
dan penuh lumpur, lama kelamaan banyak yang mengikuti dan menjadi
tontonan menarik, perkembangannya di tahun 1930-an, yang bermula dari
Subak Pecelengan Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kec. Mendoyo, Kabupaten
Jembrana dan akhirnya diikuti oleh subak-subak lain seperti Subak Temuku
Aya Desa Tegalcangkring, tegak Gede, Mertasari dan beberapa subak
lainnya, sehingga menjadi agenda rutin atraksi mekepung di sawah.
Kemudian dalam perkembangannya di tahun 1960 mekepung di sawah, dirubah
menjadi mekepung di jalanan yang ada dipersawahan. Dan dibagi menjadi 2
kelompok yang akan bertanding dengan batas tengah Sungai Ijo Gading ada
blok Timur dan Barat, dan masing-masing regu membawahi 100 pasang
kerbau.
Para
sais yang akan menjadi joki dari kerbau memakai pakaian seoerti
prajurit, kerbau juga dihias dengan seni, begitu juga tanduknya dan
sebuah mahkota yang menghias kepala, diperlakukan dan dihias begitu
istimewa, yang ditarik bukan lagi bajak lampit, melainkan pedati kecil
yang dihiasi ukiran yang menarik dan indah, lebih artistik, decoratif
dan atraktif, dengan lintasan race sepanjang 4 km. Keunikan dan
keindahan yang mempesona dan menantang ini diberi julukan Benhur
Jembrana, dan satu-satunya di Bali sehingga Jembrana disebut juga buni
mekepung. Perayaan mekepung yang menjadi agenda wisata rutin setiap
tahunnya mampu mendongkrak pariwisata di daerah Jembrana
0 comments: